fbpx

Setelah 9 bulan hamil kini saatnya Si Kecil datang ke dunia! Wah, sebagai Mama, kelahiran si kecil sudah dinanti-nanti. Nggak heran, Mama akan mempersiapkan yang terbaik untuk kelahiran Si Kecil. Uniknya, ada beberapa metode melahirkan yang bisa Mama pilih dan salah satunya adalah Lotus Birth! Nah, kira-kira hal apa saja sih yang harus diketahui sebelum Mama memilih persalinan dengan metode Lotus Birth? Yuk, simak penjelasan berikut ya Ma!

Definisi Lotus Birth

Yup, pertama-tama Mama perlu tahu apa itu Lotus Birth! Lotus Birth merupakan proses persalinan yang tidak memotong tali pusar maupun memisahkan bayi dari plasenta ketika Si Kecil sudah lahir. Berbeda dengan metode melahirkan pada umumnya yang segera memotong tali pusar dan memisahkan plasenta bayi, Lotus birth membiarkan tali pusar dan plasenta terlepas dari bayi secara natural.  Persalinan metode ini menganggap bahwa bayi, tali pusar, dan plasenta sudah bersama selama 9 bulan dan menjadi satu kesatuan sehingga sebaiknya dibiarkan lepas secara alami. 

Lalu, apakah Lotus Birth hanya bisa dilakukan pada proses persalinan normal? Faktanya, Lotus Birth bisa dilakukan baik dengan proses persalinan normal maupun caesar sehingga Mama tidak perlu khawatir tidak bisa melakukan Lotus Birth jika berencana menggunakan persalinan caesar.

Hal yang Perlu Diperhatikan Tentang Lotus Birth

Sebelum melakukan proses Lotus Birth, ada beberapa catatan yang perlu Mama perhatikan agar metode ini bisa dilakukan dengan tepat.

  • Mama masih bisa menggendong bayi ketika lahir dengan keadaan plasenta menempel pada bayi

Mama bisa menggendong bayi dengan kondisi bayi yang mengenakan kain agar Mama lebih nyaman saat menggendongnya.

  • Plasenta akan keluar selama 5 sampai 30 menit setelah bayi lahir 

Pada proses melahirkan normal, bayi dan plasenta tidak lahir secara bersamaan, ya, Ma! Oleh sebab itu, jangan khawatir jika plasenta tidak langsung keluar. Setidaknya, Mama perlu untuk menunggu 5-30 menit untuk plasenta keluar. Jika dalam 5-30 menit plasenta tidak keluar, biasanya dokter atau bidan akan melakukan tindakan untuk membantu plasenta keluar dari rahim Mama.

  • Mama dan dokter perlu tempat steril untuk meletakkan plasenta dan bayi

Hal ini dilakukan untuk mencegah risiko terkontaminasi bakteri maupun virus yang bisa mengakibatkan infeksi. 

  • Plasenta akan perlahan mengering, sementara tali pusar bayi akan terlepas dari perut bayi

Plasenta dan tali pusar bayi tidak akan selamanya menemani Si Kecil, kok, Ma. Nantinya, perlahan plasenta akan mengering dan tidak lagi memiliki nutrisi untuk bayi. Begitu pula tali pusar akan terlepas sendiri. Tapi, jika plasenta maupun tali pusar tidak kunjung lepas dari bayi, maka Mama bisa berkonsultasi dengan dokter.

  • Plasenta akan berbau seperti darah segar sampai ia mengering

Yup! Plasenta merupakan jaringan yang berfungsi untuk menjaga asupan darah dari Mama untuk Si Kecil dalam kandungan sehingga jangan heran jika plasenta berbau seperti darah.

  • Dengan tetap mempertahankan plasenta, Mama tetap perlu memberikan ASI

Meskipun plasenta dalam kandungan memang bertujuan untuk memberikan nutrisi untuk Si Kecil, tapi ketika keluar ia sudah kehilangan fungsi tersebut. Sehingga, nutrisi bayi perlu didapatkan dari ASI ya, Ma.

  • Tetap jaga kebersihan bayi

Meskipun keadaan bayi masih dengan plasentanya, tidak menghilangkan kesempatan Mama untuk menjaga kebersihan Si Kecil. Faktanya, Mama tetap perlu membersihkan Si Kecil untuk menghindari dari infeksi. Mama bisa memandikan si kecil dengan spons sambil menunggu plasenta untuk lepas.

Manfaat Lotus Birth

Walau Lotus Birth terlihat ekstrim, rupanya Lotus Birth memiliki beberapa manfaat loh! Dilansir dari Very Well Health, berikut adalah beberapa manfaat dari Lotus Birth:

  1. Memberikan bayi lebih banyak sel darah merah dan volume darah;
  2. Meningkatkan kadar zat besi pada bayi;
  3. Memberikan transisi yang lebih baik untuk bayi agar beradaptasi dengan lingkungan di luar rahim;
  4. Menurunkan risiko transfusi darah;
  5. Menurunkan risiko perdarahan pada ventrikel otak;
  6. Meningkatkan sistem imun dan supply oksigen.

Namun, masih banyak perdebatan mengenai Lotus Birth karena belum ada studi lanjut mengenai Lotus Birth. Sehingga, Mama juga perlu mempertimbangkan risiko Lotus Birth ketika memilih metode melahirkan ini.

Risiko Lotus Birth

DIlansir dari research yang dilakukan oleh Royal College of Obstetricians and Gynaecologists (RCOG) menyatakan bahwa Lotus Birth memiliki risiko infeksi pada bayi. Berikut beberapa risiko dari Lotus Birth:

  1. Plasenta yang membusuk menularkan infeksi pada bayi

Ketika sel-sel yang ada di plasenta tidak lagi bekerja, maka plasenta akan membusuk secara perlahan. Akibatnya, plasenta memiliki potensi penyebaran bakteri dan virus yang tinggi ketika masih melekat pada bayi.

  1. Ruam kulit pada bayi

Jika plasenta terinfeksi oleh bakteri dan virus, nantinya akan meningkatkan perpindahan dari plasenta ke kulit bayi. Jika hal itu terjadi, maka kemungkinan ruam kulit pada bayi pun akan meningkat. 

  1. Pada satu kasus, ditemukan bayi dengan penyakit neonatal hepatitis

Dilansir dari penelitian Lotus Birth Associated With Idiopathic Neonatal Hepatitis, ditemukan kasus bahwa neonatal hepatitis ditemukan pada bayi yang dilahirkan dengan metode lotus birth. Hal itu diduga terjadi karena adanya infeksi pada plasenta yang menyebar pada bayi.

Nah, itu dia hal-hal yang perlu Mama ketahui tentang Lotus Birth. Gimana, Ma, tertarik untuk mencoba metode ini? Pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan metode persalinan ini, ya, Ma. Semoga informasinya bermanfaat ya!

Writer: Wendy Belinda

Editor: Mega Pratidina

References:

Lotus Birth: How It Works, Why It’s Done, Is It Safe? (verywellhealth.com)

Lotus Birth: Benefits, Risks, What to Expect, and More (healthline.com)

Everything you Need to Know About Lotus Births (webmd.com)

Lotus Birth Associated With Idiopathic Neonatal Hepatitis – Pediatrics & Neonatology (pediatr-neonatol.com)

Lotus Birth: Benefits, Safety and More (whattoexpect.com)

Lotus Birth: A Case Series Report on Umbilical Nonseverance – Kimberly K. Monroe, Alexandra Rubin, Kerry P. Mychaliska, Maria Skoczylas, Heather L. Burrows, 2019 (sagepub.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.