fbpx

Mendidik anak memang membutuhkan kesabaran. Sering kali mereka belum bisa mengendalikan perasaan, atau bahkan mengenali perasaan mereka sendiri, sehingga marah menjadi solusi untuk mendapatkan yang mereka inginkan. Nah, berikut ini adalah alasan-alasan yang membuat anak tidak sabaran dan mudah marah, serta cara mengatasinya.

Penyebab Anak Tidak Sabaran dan Solusinya

Anak yang tidak sabaran bisa disebabkan karena beberapa faktor. Inilah beberapa penyebab dan cara mengatasinya, antara lain:

1. Terlalu sering membantu anak

Sering membantu anak menyelesaikan masalah ternyata dapat menjadi penyebab anak tidak sabaran, lho. Mereka akan terbiasa mendapatkan apa yang mereka mau dengan instan, cepat, dan mudah, sehingga ketika mereka menemui permasalahan yang tidak segera diselesaikan, mereka frustrasi dan marah.

Solusi: membiarkan anak menyelesaikan masalahnya sendiri

Mama perlu sesekali membiarkan dan membiasakan mereka untuk menikmati proses menyelesaikan masalah. Saat mereka menemui hal yang tidak dapat mereka lakukan, Mama dapat membimbing mereka untuk berpikir kritis dan mencari alternatif solusi, ketimbang membantu mereka secara langsung.

Mama juga dapat melatih mereka dengan sistem reward and punishment kepada mereka. Saat mereka menginginkan mainan baru, Mama sebaiknya membelikannya setelah mereka berhasil mencapai suatu target tertentu.

Dengan demikian, mereka belajar bahwa tidak semua hal bisa didapatkan dengan instan, melainkan butuh proses dan kesabaran.

2. Jarang bersosialisasi

Interaksi sosial terbukti dapat membantu anak untuk belajar memahami sekitarnya, yang mana jika terlalu dibatasi, justru dapat menjadi penyebab anak tidak sabaran.

Berinteraksi dengan teman-temannya akan melatih mereka untuk bersikap dengan baik. Hal ini dikarenakan, melalui interaksi sosial, mereka akan belajar memahami perilaku unik setiap orang baru yang mereka temui.

Selain itu, dengan interaksi sosial mereka akan mempelajari norma sosial yang ada pada masyarakat secara natural.

Pada lingkungan bermain anak, biasanya contoh nyata yang membuat mereka belajar bersabar adalah hal-hal seperti menunggu giliran, menerima kekalahan ketika bermain, menoleransi keinginan anak-anak lain, dan masih banyak lagi.

Solusi: libatkan mereka dalam berbagai aktivitas

Mama dapat meningkatkan interaksi sosial yang sehat, dengan mengizinkan mereka bermain bersama teman-temannya di luar rumah, atau daftarkan mereka untuk mengikuti aktivitas-aktivitas yang memerlukan interaksi sosial, seperti olahraga, kelas musik, dan lain-lain.

Sebaiknya Mama juga memantau pergaulan mereka, dan mengajarkan mereka untuk memilih teman yang baik. Tenang saja, Ma, hal ini bukan berarti Mama dan anak membeda-bedakan. Sebaiknya lebih ditekankan lagi untuk menyeleksi perilaku yang pantas dan tidak, ketimbang menyeleksi temannya.

Hal ini akan mengajarkan anak untuk memilih teman yang baik tanpa membeda-bedakan, dan mengurangi risiko menyebabkan anak tidak sabaran karena meniru perilaku temannya.

3. Orang tua kurang bersikap tegas

Sudah menjadi naluri anak untuk menegosiasi aturan-aturan yang dibuat oleh Mama. Terkadang juga orang tua tidak tega melarang apa yang mereka inginkan. Namun, hal ini ternyata bisa menyebabkan anak tidak sabaran.

Ketika Papa dan Mama terlalu sering melonggarkan aturan yang telah disepakati, mereka akan belajar untuk menggunakan suatu trik untuk mendapatkan yang mereka inginkan, atau setidaknya menghindari kewajibannya.

Hal ini menyebabkan anak terbiasa menjadi manipulatif, dan marah ketika gagal memanipulasi.

Solusi: Bersikap tegas dan menerapkan disiplin

Mama dapat menetapkan peraturan, dan jangan ragu untuk menegur mereka ketika melanggar peraturan tersebut.

Pastikan juga Mama menjelaskan alasan mengapa peraturan tersebut dibuat dan harus ditepati, apa yang akan terjadi jika aturan tersebut dijalankan ataupun dilanggar, ketimbang hanya memarahi dan melarang mereka.

Hal ini akan melatih mereka berpikir kritis dan membantu menyelesaikan permasalahan anak tidak sabaran. Pastikan juga seluruh orang di rumah mengikuti peraturan yang telah dibuat, sehingga anak merasa adil.

4. Terlalu sering bermain gadget

Pada zaman ini, gadget menjadi sebuah alat yang sangat sulit dihindari penggunaannya. Hampir semua orang sangat membutuhkan gadget. Tapi, dalam penggunaannya, anak-anak belum membutuhkan gadget sebanyak orang dewasa.

Komunikasi yang terjadi ketika bermain gadget adalah komunikasi satu arah, dimana anak tidak belajar memahami lawan komunikasinya, dan gadget juga tidak dapat memahami anak.

Dengan demikian, gadget menjadi salah satu penyebab anak tidak sabaran, karena frustasi yang ditimbulkan ketika tidak mendapatkan keinginannya saat bermain gadget.

Solusi: Batasi waktu bermain gadget

Sebaiknya Mama menetapkan hari dimana anak boleh bermain gadget dengan durasi tertentu, atau memperbolehkan anak bermain gadget apabila berhasil meraih sesuatu. Mama juga sebaiknya menemani anak ketika mereka menggunakan gadget, serta memantau apa saja yang anak tonton atau download.

Hal ini cukup krusial, Ma, karena gadget menjadi akses utama anak untuk mempelajari banyak hal, termasuk hal-hal yang sebenarnya belum waktunya mereka pelajari. Tapi, dengan pengawasan yang tepat, penggunaan gadget justru dapat membantu si Kecil mempelajari banyak hal.

Mama juga sebaiknya memberi contoh, dengan menggunakan gadget hanya untuk urusan penting atau di waktu tertentu saja, ketimbang menggunakannya ketika sedang makan bersama, family time, dan lain-lain.

5. Tidak mengenali emosi yang dirasakan

Tidak dapat memahami diri sendiri juga menjadi penyebab anak tidak sabaran. Terkadang mereka frustrasi karena tidak mengenali apa yang sedang mereka rasakan, seperti takut, sedih, atau kecewa, sehingga diungkapkan dengan marah.

Sering kali orang tua merespon dengan menyuruh diam ketika mereka marah-marah, atau menghibur mereka ketika sedih tanpa mengarahkan mereka untuk berpikir.

Sebaiknya kita menjelaskan bahwa ketika mereka marah, sebenarnya apa yang menjadi penyebab mereka tidak nyaman, atau ketika mereka sedih, sebenarnya apa yang sedang mereka resahkan.

Solusi: Mengajarkan mereka untuk membeda-bedakan emosi yang dirasakan

Mama dapat mengajarkan anak untuk mengenali jenis-jenis emosi serta cara menyikapinya dengan cara menunjukkan sebuah gambar dan menjelaskannya.

Misalnya Mama menunjukkan gambar orang marah, kemudian menjelaskan “Nah, ini namanya dia sedang marah, rasanya seperti sesak di dada, seperti ada yang mau meledak”.

Dengan demikian anak akan dapat memahami macam-macam jenis emosi. Suatu waktu ketika Mama menghadapi anak tidak sabaran, Mama dapat mengingatkan kembali jenis-jenis emosi dan cara mengatasinya, dengan bertanya kepada mereka.

Misalnya menanyakan sebenarnya kenapa mereka marah? Bisa jadi karena mereka bingung, maka solusinya adalah bertanya dan belajar, atau mungkin sebenarnya mereka lelah, maka solusinya adalah beristirahat.

Selanjutnya, Mama dapat mengajarkan, ketika sedih, mereka sebaiknya bercerita, ketika gagal dan kecewa, mereka sebaiknya berusaha lagi, dan lain sebagainya.

Tetap sabar, ya, Ma, menghadapi anak tidak sabaran. Dengan didikan yang tepat, lambat laun mereka pasti akan mengerti. Tetap tersenyum untuk si Kecil, ya, Mam! Sekarang gantian Mama yang cerita di kolom komentar dong, pengalaman Mama ketika mendidik anak tidak sabaran itu seperti apa sih?

Dapatkan Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!

Source:

1. Impatient child? Why some kids can’t wait their turn. URL: https://www.understood.org/articles/en/impatient-child-child-cant-wait-turn (diakses 22/10/2023)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *