fbpx

Keuangan keluarga merupakan salah satu poin penting yang perlu dibahas ketika membangun bahtera rumah tangga. Tidak jarang Mama dan Papa berdebat soal keuangan keluarga. Beragam permasalahan mungkin pernah ditemui selama mengatur keuangan keluarga, seperti yang dilansir dari Forever Families Brigham Young University, antara lain komunikasi yang buruk, mementingkan keperluan pribadi, peran yang tidak seimbang, tidak saling menghargai, dan kurangnya kepercayaan antar pasangan. Selain itu, perbedaan pendapat dalam pengeluaran keuangan dan utang juga kerap menjadi penyebab masalah keuangan keluarga.

Mengapa Mengatur Keuangan keluarga itu Penting?

Mengatur keuangan keluarga adalah salah satu kunci untuk membangun rumah tangga yang harmonis. Keuangan keluarga yang teratur dengan baik memberikan banyak manfaat, seperti : 

  • Membiasakan diri untuk hidup teratur;
  • Memotivasi diri untuk menabung;
  • Mencari tahu dan mengidentifikasi masalah keuangan yang mungkin terjadi;
  • Membiasakan diri untuk membelanjakan uang secara bijak dengan memprioritaskan keperluan hidup yang memang wajib dipenuhi;
  • Menahan keinginan dengan menyimpan uang untuk hal – hal yang digemari, namun tidak diperlukan;
  • Memiliki simpanan dana darurat untuk keperluan tak terduga;
  • Membantu mencapai tujuan hidup;
  • Mempersiapkan kehidupan masa tua yang nyaman.

Dalam mengatur keuangan keluarga, tidak jarang ditemui berbagai permasalahan selama prosesnya. Untuk mengatasi permasalahan keuangan keluarga tersebut, yuk simak tipsnya di bawah ini!

Tips Mengatur Keuangan Keluarga

1.      Mengatur Skala Prioritas

Source : Business Insider

“Besar pasak daripada tiang”

Peribahasa ini mungkin sudah tak lagi asing di telinga kan, Ma? Sangat penting untuk menerapkan prinsip bahwa jumlah pengeluaran tidak boleh melebihi jumlah penghasilan untuk menciptakan manajemen keuangan yang baik dalam keluarga.. Dalam mempertahankan prinsip ini, alokasi penghasilan sebaiknya diutamakan pada kebutuhan primer rumah tangga. Mama dan pasangan bisa berdiskusi dan membuat catatan mengenai prioritas pengeluaran, dari hal yang benar – benar dibutuhkan hingga keinginan pribadi yang sifatnya kurang urgent.

2.     Mengenali Kebiasaan Pengeluaran 

Setiap anggota keluarga umumnya memiliki kecenderungan untuk membuat pengeluaran pada sektor yang berbeda beda, sebagai contoh, Papa lebih suka membelanjakan uangnya untuk otomotif, sedangkan Mama untuk produk fashion. Oleh karena itu, dengan mengenali kebiasaan masing – masing anggota keluarga  terhadap pengaturan keuangan keluarga, dapat meningkatkan kepercayaan dan mengurangi risiko timbulnya konflik.

3.       Membuat Laporan Keuangan

Pembuatan laporan keuangan sangat efektif untuk mengontrol keuangan keluarga. Laporan keuangan berisi jumlah penghasilan yang masuk dari berbagai sumber beserta pengeluarannya. Laporan ini sebaiknya dibuat secara rutin, baik mingguan atau bulanan untuk memudahkan Mama melacak dan mengetahui aliran uang dalam keluarga. Selain itu, hal ini dapat pula membantu Mama untuk memeriksa pengeluaran apa yang kurang dibutuhkan dan sekiranya dapat dikurangi.

4.      Meminimalisasi Utang dan Kredit

Penggunaan sistem pembayaran secara kredit dan utang untuk hal – hal yang bersifat keinginan perlu diminimalkan. Sistem pembayaran ini memang memudahkan pembelian barang, namun kerap membuat penggunanya lupa diri dan berbelanja tanpa pikir panjang. Mama sebaiknya selalu mengusahakan pembayaran tunai. Apabila terpaksa, Mama dapat memilih kredit dengan bunga paling kecil dan segera alokasikan dana untuk membayarnya kembali secara rutin hingga kredit tersebut lunas. Utang dan kredit memang tidak dapat dihindari sepenuhnya, masih ada beberapa pengeluaran keluarga yang membutuhkan pembayaran melalui kredit, seperti cicilan rumah atau biaya sekolah anak.

5.      Memastikan Tagihan Selalu Terbayar

Apabila Mama merupakan pengguna kartu kredit, usahakan untuk selalu membayar tagihan rutin tepat waktu untuk meningkatkan kepercayaan bank dan membangun riwayat kredit yang baik. Mama dapat memasukkan pembayaran tagihan kredit bank ini dalam kategori pengeluaran dengan urgensi tinggi dan selalu mengalokasikan dana untuk membayarnya secara rutin. Semakin baik skor kredit, maka semakin mudah proses peminjaman dana dari bank jika suatu saat Mama membutuhkan dana  mendesak di kemudian hari. Prioritaskan tagihan yang bersifat urgent, seperti tagihan listrik, air, atau tagihan lain yang berkaitan dengan kehidupan sehari – hari.

6.      Menyimpan Uang di Bank

Membuka rekening bank untuk mengatur keuangan keluarga sangatlah berguna. Kelebihannya antara lain penghasilan dapat langsung dimasukkan dan tersimpan dalam rekening, menghindari pencurian, mempermudah pembayaran tagihan online, dan mempermudah pengecekan aliran dana, baik pemasukan maupun pengeluaran selama periode tertentu. Mama sebaiknya memilih bank yang memiliki potongan biaya admin rendah dan menawarkan benefit yang sesuai dengan kebutuhan Mama dan keluarga. Dalam menentukan bank dan jenis tabungan yang sesuai, Mama dapat bertanya dan berkonsultasi dengan orang terdekat dan ahli di bidangnya. 

7.      Menyiapkan Dana Darurat

Dalam mengatur keuangan keluarga, sangat penting untuk mengumpulkan dana darurat guna berjaga – jaga terhadap pengeluaran dadakan yang muncul secara tak terduga. Sumber dana darurat ini perlu didiskusikan dan diputuskan berdasarkan kesepakatan bersama. Apabila dana darurat ini dikumpulkan bersama, Mama dan Papa dapat membuat kesepakatan terkait jumlah penghasilan masing – masing yang disisihkan untuk dimasukkan dalam dana darurat.

8.      Menghindari Financial Infidelity

Source : Satyam Hospital Surat

Financial infidelity adalah suatu kondisi yang melibatkan ketidakjujuran antara pasangan suami dan istri terkait keuangan keluarga, Mama dan Papa sebaiknya selalu jujur terhadap pengeluaran maupun uang simpanan masing – masing. Dilansir dari Financial Planning Association of Australia, financial infidelity dalam rumah tangga dapat meningkatkan kecurigaan dan berisiko menimbulkan pertengkaran dalam pernikahan, dalam kasus terpuruknya bahkan dapat menjadi pemicu terjadinya perceraian.

9.      Berdiskusi dan Mengatur Tujuan dengan Pasangan

Berdiskusi mengenai rencana – rencana di masa depan, menjelaskan tujuan yang ingin dicapai berdua, dan bekerja sama untuk memenuhi keinginan tersebut. Hal – hal ini dapat dimulai dengan membuat anggaran dana rumah tangga, menabung, dan mencicil tanggungan kredit beserta bunganya hingga lunas.

10.     Melakukan Pembagian Keuangan Berdasarkan Persentase

Mama dapat mengelola keuangan dengan cara mengalokasikan penghasilan menjadi beberapa persentase. Masing – masing persentase ini ditujukan untuk kepentingan yang berbeda – beda. Ada beberapa opsi prinsip pembagian keuangan yang dapat Mama terapkan, yakni:

  • 10%, 20%, 30%, dan 40%

10% untuk kebaikan (donasi, bersedekah, dll), 20% untuk investasi masa depan (asuransi, pendidikan anak, dana pensiun, dan dana darurat), 30% untuk pembayaran cicilan yang bersifat produktif (rumah, kendaraan, dll), serta 40 % penghasilan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari (tagihan listrik, air, telepon, bahan makanan, dll).

  • 20%, 30%, dan 50%

20% dari penghasilan dialokasikan untuk tabungan dan investasi, 30% untuk hiburan dan keinginan (rekreasi, hobi, dll), serta 50% untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan tagihan wajib.

  • 20% dan 80%

20% dari penghasilan dialokasikan untuk tabungan dan investasi masa depan, sedangkan 80% untuk kebutuhan hidup sehari – hari. 

Itulah 9 tips mengatur keuangan keluarga yang dapat Mama terapkan dalam rumah tangga. Semoga  bermanfaat dan dapat dijadikan referensi ya, Ma!

 Writer: Khoirunnisa Purwamita

Editor: Mega Pratidina

Sources :

Managing Family Finances (foreverfamilies.byu.edu)

Tips for Managing Your Family Finances – The Financial Planning (fpa.com.au

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.