Bulan Ramadhan adalah waktu yang spesial bagi umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa. Namun, ada beberapa kondisi yang memungkinkan seseorang mendapatkan keringanan, termasuk bagi Ibu menyusui. Menyusui selama bulan puasa seringkali menimbulkan pertanyaan bagi Ibu menyusui, salah satunya apakah menyusui membatalkan puasa. Yuk, simak penjelasannya, Mam!
Apakah Menyusui Membatalkan Puasa?
Menyusui tidak membatalkan puasa, Mam, tetapi ada beberapa pertimbangan yang perlu Mama perhatikan sebelum memutuskan berpuasa. Menurut beberapa pendapat ulama, Ibu menyusui boleh tidak berpuasa jika merasa puasa akan membahayakan dirinya atau bayinya.
Dalam Islam, kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak sangat penting. Oleh karena itu, Ibu menyusui diberikan keringanan untuk tidak berpuasa jika dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap kesehatan mereka.
Setelah Ramadhan, mereka diharuskan mengganti hari-hari puasa yang ditinggalkan (qadha) dan atau membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin sebagai kompensasi untuk setiap hari puasa yang tidak dijalankan.
Baca juga: Apakah Ibu Menyusui yang Tidak Puasa Perlu Bayar Fidyah?
Hal yang Perlu Diperhatikan Ibu Menyusui Saat Memutuskan Berpuasa
Sebelum memutuskan untuk berpuasa, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh Ibu menyusui:
- Konsultasi dengan Dokter:
Sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum memulai puasa, terutama jika bayi masih berusia di bawah 6 bulan dan hanya mengonsumsi ASI eksklusif. - Produksi ASI:
Meskipun berpuasa, tubuh biasanya akan menyesuaikan diri dan menggunakan cadangan lemak untuk memproduksi ASI. Namun, perubahan pola makan dapat memengaruhi produksi ASI, jadi perhatikan tanda-tanda seperti berkurangnya jumlah popok basah atau kotor. - Nutrisi ASI:
Puasa bisa menurunkan sebagian kecil jumlah vitamin dan mineral dalam ASI. Pastikan untuk mengonsumsi makanan bergizi saat sahur dan berbuka untuk menjaga nutrisi ASI. - Kebutuhan Cairan:
Penting untuk memastikan kebutuhan cairan terpenuhi dengan baik saat berbuka dan sahur untuk menghindari dehidrasi yang dapat memengaruhi produksi ASI. - Kondisi Fisik Ibu:
Jika merasa kelelahan atau tidak enak badan saat berpuasa, sebaiknya pertimbangkan untuk tidak berpuasa sementara waktu agar tidak memengaruhi produksi ASI. - Kondisi Bayi:
Perhatikan tanda-tanda dehidrasi atau kurangnya ASI pada bayi, seperti lesu, sering mengantuk, menangis, dan berkurangnya frekuensi buang air kecil dan besar. - Persiapan Fisik dan Mental:
Persiapkan diri dengan membelanjakan kebutuhan rumah sebelum bulan puasa tiba, sehingga dapat lebih banyak istirahat selama berpuasa. - Asupan Nutrisi Saat Sahur:
Konsumsi makanan yang dapat melancarkan produksi ASI, seperti ikan salmon, daging tanpa lemak, telur, bayam, brokoli, alpukat, dan jamur. - Pemenuhan Nutrisi:
Pastikan untuk tidak melewatkan suplemen vitamin untuk ibu menyusui dan mengonsumsi makanan yang memenuhi kecukupan nutrisi saat sahur dan berbuka.
Baca juga: Ibu Menyusui Puasa Bikin Bayi Mencret, Benarkah?
Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas, Ibu menyusui dapat membuat keputusan yang tepat tentang berpuasa selama bulan Ramadhan.
Tanda-Tanda Ibu Menyusui harus Membatalkan Puasa
Saat berpuasa, ada beberapa kondisi yang membuat Mama memutuskan apakah Ibu menyusui harus membatalkan puasa. Inilah beberapa tanda yang menunjukkan bahwa Ibu menyusui harus membatalkan puasa:
- Jika Ibu menyusui merasakan haus yang sangat berlebihan, ini bisa menjadi indikasi dehidrasi.
- Pusing bisa menjadi tanda bahwa tubuh tidak mendapatkan nutrisi atau cairan yang cukup.
- Kelelahan yang ekstrem dapat mengindikasikan bahwa tubuh tidak memiliki energi yang cukup untuk memproduksi ASI.
- Urine bayi berwarna kuning pekat dan berbau kuat adalah tanda lain dari dehidrasi yang harus diwaspadai.
- Mulut, bibir, dan mata kering menunjukkan kurangnya cairan dalam tubuh.
- Sakit kepala bisa terjadi karena dehidrasi atau rendahnya asupan gula darah.
- Jika bayi tampak tidak puas setelah menyusu dan rewel, ini bisa menjadi tanda bahwa produksi ASI berkurang.
- Jumlah urine bayi berkurang. Perhatikan frekuensi dan jumlah urine yang dihasilkan bayi, karena ini bisa menunjukkan bahwa bayi tidak mendapatkan cukup ASI.
- Warna tinja bayi kehijauan bisa menjadi indikator bahwa bayi tidak mendapatkan nutrisi yang cukup dari ASI.
- Penurunan berat badan bayi bisa menjadi tanda serius bahwa bayi tidak mendapatkan asupan yang cukup dari ASI.
Jika Ibu menyusui mengalami satu atau lebih tanda-tanda ini, disarankan untuk membatalkan puasa dan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran lebih lanjut.
Jadi, apakah menyusui membatalkan puasa? Jawabannya tidak ya, Mam. Namun, Mama perlu mempertimbangkan dengan baik sebelum memutuskan berpuasa. Ingat ya, kesehatan Mama dan si Kecil adalah prioritas utama. Semoga artikel ini bermanfaat ya, Mam!
Dapatkan Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!
Sources:
1. Apakah Menyusui Membatalkan Puasa? Ini Jawaban Ahli. URL: https://id.theasianparent.com/apakah-menyusui-membatalkan-puasa (diakses 19/3/2024)
2. Perhatikan 6 Tips Ini agar Puasa Ibu Menyusui Aman dan Lancar. URL: https://hellosehat.com/parenting/bayi/menyusui/tips-puasa-bagi-ibu-menyusui/ (diakses 19/3/2024)
3. Bolehkah Ibu Menyusui Berpuasa? Baca Ini Sebelum Memutuskan. URL: https://www.alodokter.com/ibu-menyusui-bisa-puasa-atau-tidak-baca-ini-sebelum-memutuskan (diakses 19/3/2024)