Menjelang persalinan, Mama mungkin khawatir terhadap kemungkinan mengalami buang air besar (BAB) saat melahirkan. Pertanyaan yang sering muncul adalah normalkah BAB saat melahirkan? Yuk, kita bahas lebih lanjut tentang fenomena ini, mengapa terjadi, dan bagaimana menghadapinya.
Mengapa BAB Saat Melahirkan Bisa Terjadi?
Proses melahirkan melibatkan kontraksi otot-otot rahim dan dinding perut yang kuat untuk mendorong bayi keluar melalui jalan lahir. Kontraksi ini tidak hanya mempengaruhi rahim tetapi juga seluruh area panggul, termasuk rektum.
Oleh karena itu, tidak jarang tekanan yang besar pada bagian bawah tubuh menyebabkan Mama mengalami BAB saat melahirkan. Ini adalah fenomena yang sepenuhnya normal dan alami, Mam.
Selama tahap kedua persalinan, di mana Mama mulai mendorong bayi keluar, tekanan pada usus besar meningkat secara signifikan. Jika ada tinja di rektum, kontraksi dan dorongan dapat menyebabkan pengeluarannya.
Hal ini mirip dengan cara tubuh kita bereaksi saat buang air besar secara normal, hanya saja kali ini disebabkan oleh dorongan persalinan.
Baca juga: Kenali Metode Persalinan ERACS Sebelum Lahiran, Ini Penjelasannya!
Apakah BAB Saat Melahirkan Normal?
Yap, BAB saat melahirkan adalah normal. Menurut penelitian, sekitar 50-75% wanita mengalami buang air besar selama proses persalinan.
Hal ini terjadi karena tubuh secara alami membersihkan saluran pencernaan bagian bawah untuk mempersiapkan kelahiran bayi. Dengan kata lain, tubuh memastikan bahwa tidak ada halangan di jalan lahir.
Meski begitu, banyak Mama merasa malu atau cemas akan kemungkinan ini. Penting untuk diingat bahwa tenaga medis yang membantu persalinan, seperti dokter dan bidan, sangat terbiasa dengan situasi ini.
Mereka menangani kejadian ini dengan profesionalisme tinggi dan memastikan Mama tetap nyaman dan fokus pada proses melahirkan.
Faktor yang Mempengaruhi BAB Saat Melahirkan
Beberapa faktor dapat mempengaruhi kemungkinan terjadinya buang air besar saat melahirkan:
- Konsumsi makanan sebelum persalinan. Makanan yang dikonsumsi sebelum persalinan dapat mempengaruhi usus. Makanan berserat tinggi dapat meningkatkan kemungkinan buang air besar.
- Pergerakan usus. Setiap orang memiliki ritme pergerakan usus yang berbeda. Jika seorang wanita cenderung memiliki pergerakan usus yang lebih aktif, kemungkinan besar ia akan mengalami buang air besar saat melahirkan.
- Pengosongan usus sebelum persalinan. Beberapa rumah sakit atau pusat bersalin mungkin memberikan enema sebelum persalinan untuk mengurangi kemungkinan buang air besar saat melahirkan.
Baca juga: 4 Persiapan Sebelum Melahirkan Normal Tanpa Jahitan
Cara Menghadapi BAB Saat Melahirkan
Untuk menghadapi dan meminimalkan kekhawatiran terkait buang air besar saat melahirkan, ada beberapa langkah yang bisa Mama lakukan:
1. Persiapan Mental
Menerima bahwa buang air besar adalah bagian dari proses alami melahirkan dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan. Ingatlah bahwa ini adalah fenomena yang umum dan tenaga medis telah terlatih untuk menanganinya dengan baik.
2. Diskusi dengan Tenaga Medis
Sebelum melahirkan, bicarakan kekhawatiran Mama dengan dokter atau bidan. Mereka dapat memberikan informasi dan dukungan untuk membantu Mama merasa lebih tenang.
3. Pola Makan yang Tepat
Beberapa hari sebelum persalinan, cobalah mengonsumsi makanan yang mudah dicerna dan menghindari makanan yang dapat menyebabkan sembelit atau diare. Ini dapat membantu menjaga pergerakan usus tetap stabil.
4. Higiene dan Persiapan
Pastikan untuk menjaga kebersihan diri sebelum menuju rumah sakit atau pusat bersalin. Ini tidak hanya membantu dalam situasi buang air besar, tetapi juga memberikan rasa nyaman selama persalinan.
Pendekatan Medis
Beberapa pendekatan medis dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan BAB saat melahirkan, meskipun tidak selalu diperlukan atau dianjurkan untuk semua orang:
- Enema. Seperti disebutkan sebelumnya, beberapa rumah sakit memberikan enema sebelum persalinan untuk mengosongkan usus. Namun, ini bukan prosedur standar di semua tempat dan mungkin tidak diperlukan.
- Cairan dan diet cair. Di beberapa kasus, terutama jika persalinan berlangsung lama, Mama mungkin hanya diberikan cairan atau diet cair untuk mengurangi kemungkinan buang air besar.
Jadi, BAB saat melahirkan adalah fenomena yang normal dan alami ya, Mam. Meskipun mungkin menimbulkan perasaan malu, penting untuk diingat bahwa tenaga medis sangat terlatih untuk menangani situasi ini dengan profesionalisme dan tanpa penilaian.
Dengan persiapan mental yang baik, diskusi dengan tenaga medis, dan dukungan dari orang-orang terdekat, kekhawatiran terkait buang air besar saat melahirkan dapat diminimalkan. Yang terpenting adalah fokus pada tujuan utama yaitu kelahiran yang aman dan sehat bagi Mama dan si Kecil.
Dapatkan Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!
Sources:
1. Pooping During Labor—Will It Happen? (and How to Get Over It). URL: https://www.thebump.com/a/pooping-during-childbirth (diakses pada 13/6/2024)
2. Do People Poop When They Give Birth? URL: https://www.healthline.com/health/pregnancy/do-women-poop-when-they-give-birth (diakses pada 13/6/2024)
3. Pooping During Labor: The Truth About Bodily Fluids During Birth. URL: https://www.parents.com/pregnancy/giving-birth/labor-and-delivery/pooping-during-labor- (diakses pada 13/6/2024)