Suplai ASI diproduksi oleh tubuh Mama sesuai permintaan. Semakin sering Mama menyusui Si Kecil, maka tubuh akan mendapatkan sinyal untuk memproduksi ASI lebih banyak.
Jadi, berusaha selalu memenuhi permintaan ASI bayi adalah solusi yang paling tepat dalam menjaga suplai ASI Mama.
Jika Mama mengalami permasalahan dalam produksi ASI, Mama dapat segera mengecek beberapa hal penting.
Antara lain intensitas dan durasi menyusui, pelekatan menyusui, dan posisi menyusui. Pastikan apakah hal-hal tersebut sudah diterapkan dengan tepat oleh Mama yaa…
Hmm, bagaimana kalau semua aspek di atas sudah berjalan dengan benar, tapi tetap saja ASI tidak keluar dengan lancar?
Apa yang menjadi penyebab ASI tidak keluar? Bagaimana solusinya? Yuk, cek lebih lanjut terkait penyebab ASI tidak keluar pada artikel MamaBear kali ini!
Penyebab ASI Tidak Keluar
1. Faktor medis dan hormonal
Beberapa Mama mengalami masalah kesehatan yang dapat menghambat peningkatan produksi ASI untuk sementara waktu.
Kondisi ini biasanya akan terjadi dalam jangka waktu 3-5 hari pasca persalinan. Hal ini wajar jika Mama belum memproduksi ASI dalam jumlah yang besar.
Karena sejak hari ke 7-14 setelah melahirkan memang kebutuhan ASI Si Kecil masih sedikit. Berikut ini beberapa faktor medis yang dapat memengaruhi produksi ASI Mama:
- Diabetes
Kondisi diabetes terjadi ketika tubuh tidak memproduksi kadar hormon insulin yang cukup atau tidak dapat memanfaatkan insulin secara tepat.
Hormon insulin berperan penting dalam produksi ASI dan perkembangan payudara. Perubahan kadar hormon insulin yang berlebihan dapat memengaruhi suplai ASI yang diproduksi oleh tubuh.
Dilansir dari penelitian Marasco dan West (2020), kehamilan pada Ibu yang mengidap diabetes tipe 1 dapat menurunkan produksi ASI.
Rendahnya kadar insulin berpengaruh terhadap pertumbuhan payudara dan menghambat proses laktasi. Oleh karena itu, Mama yang mengalami diabetes berpotensi untuk mengalami produksi ASI yang tertunda, pertumbuhan payudara terhambat, dan bahkan kelahiran prematur sehingga memerlukan persalinan caesar.
- Obesitas
Mama yang mengalami obesitas dan memiliki berat badan yang berlebih memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami masalah pada proses laktasi dan produksi ASI-nya.
Obesitas juga dapat menyebabkan terjadinya resistensi insulin. Kondisi tersebut ketika tubuh tidak dapat memanfaatkan gula darah dengan baik karena adanya gangguan respon hormon insulin.
Padahal, hormon insulin ini berperan penting dalam memproduksi ASI. Selain itu, menurut penelitian Marasco dan West (2020), kelebihan berat badan dapat berpengaruh terhadap terhambatnya pertumbuhan payudara.
- PCOS (Polycystic Ovary Syndrome)
PCOS adalah suatu kondisi kelainan hormon yang kerap dialami oleh wanita pada usia reproduktif. Terdapat banyak kantong berisi cairan (folikel) berukuran sekitar 8 mm pada ovarium. Kondisi PCOS akan menyebabkan tertundanya onset laktasi.
Baca juga: Mengenali PCOS dan Risikonya pada Ibu Hamil
- Operasi payudara
Riwayat operasi pada payudara, seperti prosedur reduksi payudara, implan payudara, pengencangan payudara, dan sebagainya. Riwayat operasi ini akan berdampak pada proses laktasi dalam tubuh Mama.
Umumnya, operasi payudara memberikan beberapa perubahan pada kondisi payudara sehingga berdampak pada terhambatnya pengeluaran ASI.
Beberapa perubahan yang mungkin terjadi pada payudara pasca operasi, antara lain jaringan glandular dalam payudara, menyebabkan luka, dan penyumbatan saluran susu.
- Hipertensi
Mama yang mengidap hipertensi selama masa kehamilan berpotensi untuk mengalami kesulitan dalam proses menyusui. Kondisi ini akan berdampak terhadap tertundanya suplai produksi ASI.
2. Faktor persalinan
- Persalinan caesar
Persalinan yang dilakukan secara caesar dapat memengaruhi pola menyusui bayi dan menghambat aliran ASI.
Dilansir dari Salahudeen et al. (2013), persalinan secara caesar yang telah dilakukan lebih awal sebelum hari kelahiran dapat memengaruhi proses menyusui.
Ketika Mama tidak mengalami kontraksi, hormon kelahiran yang juga membantu menstimulasi keluarnya ASI akan hilang dan tidak bekerja secara optimal.
Selain itu, sebuah studi pada tahun 2016 juga menunjukkan bahwa bayi yang lahir secara caesar berpotensi memiliki kemampuan mengisap yang lebih lemah.
Baca juga: 9 Tips Menyusui Setelah Caesar, Cek Yuk, Ma!
- Persalinan traumatis
Menurut penelitian Chen et al. (1998), proses persalinan yang sulit dengan durasi yang lama dapat menjadi pengalaman yang traumatis bagi Mama.
Kondisi ini meningkatkan kadar hormon stres yang dapat berdampak terhadap tertundanya produksi ASI.
- Kelahiran prematur
Selama masa kehamilan, kelenjar mammae yang berperan dalam produksi ASI juga mengalami perkembangan yang signifikan.
Saat Mama mengalami kelahiran prematur, jaringan kelenjar pada payudara belum memiliki waktu yang cukup untuk berkembang secara optimal. Hal ini akan berdampak pada suplai produksi ASI Mama.
- Kehilangan banyak darah
Mendekati masa kelahiran, Mama berpotensi untuk mengalami perdarahan. Perdarahan pasca melahirkan dapat menyebabkan gangguan pada kelenjar pituitari di otak yang berperan dalam mengontrol hormon menyusui.
- Kerusakan saraf
Kerusakan saraf akan memengaruhi kinerja saraf yang bertugas mengatur produksi ASI. Selain itu, kelancaran ASI juga dapat terganggu apabila Mama mengalami gangguan saraf pada tulang belakang. Maka dari itu, Mama dapat menjalani terapi untuk mengatasi kondisi ini yaa…
3. Manajemen menyusui
Sudahkah Mama punya manajemen menyusui yang berjalan dengan baik? Manajemen menyusui sejak masa-masa awal kelahiran merupakan salah satu faktor paling penting yang menentukan kelancaran produksi ASI Mama.
Dalam manajemen menyusui, Mama perlu memperhatikan jadwal menyusui, jadwal pumping, posisi menyusui, dan pelekatan menyusui.
Jadwal menyusui dan pumping yang tidak rutin akan memberikan sinyal pada tubuh Mama bahwa bayi sudah mendapatkan ASI yang cukup sehingga produksi ASI menurun.
4. Penggunaan alat kontrasepsi
Beberapa Mama menyusui mungkin tidak merasakan adanya perubahan signifikan terhadap produksi ASI-nya walaupun sedang menggunakan alat kontrasepsi.
Tapi, tidak sedikit juga Mama yang mengalami penurunan suplai ASI yang sangat signifikan saat mengonsumsi atau menggunakan alat kontrasepsi.
Dilansir Today’s Parent, penurunan suplai ASI dapat terjadi jika Mama mulai menggunakan alat kontrasepsi terutama sebelum Si Kecil berusia 4 bulan atau lebih.
Apabila Mama juga mengalami penurunan ASI setelah menggunakan alat kontrasepsi. Mama bisa coba berkonsultasi kepada dokter mengenai penghentian alat kontrasepsi. Selain itu, mengganti metode kontrasepsi lainnya untuk kembali meningkatkan produksi ASI Mama yaa…
Mama juga dapat mengonsumsi ASI booster atau superfood berbahan alami untuk membantu kelancaran suplai ASI.
5. Konsumsi obat-obatan
Jika ASI tidak keluar, coba cek kembali obat-obatan apa saja yang sedang Mama konsumsi. Beberapa obat memiliki efek samping berupa penurunan suplai ASI.
Mama dapat berkonsultasi pada dokter untuk menemukan solusi yang paling tepat dalam menangani hal ini.
Dokter umumnya akan menyarankan alternatif jenis obat lain. Ataupun perubahan dosis, atau konsumsi ASI booster yang mengandung nutrisi tambahan agar produksi ASI Mama kembali meningkat.
Saat ASI tidak keluar, tetap semangat terus untuk konsisten menyusui yaa, Mama… Sering-sering menyusui dan memerah ASI akan membantu meningkatkan produksi ASI Mama.
Dapatkan Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!
Sources:
Marasco L., West D. (2020). Making more milk: The breastfeeding guide to increasing your milk production. McGraw Hill.
Chen DC, Nommsen-Rivers L, Dewey KG, Lönnerdal B. Stress during labor,delivery, and early lactation performance. Am J Clin Nutr. 1998 Aug;68(2):335-44. doi: 10.1093/ajcn/68.2.335. PMID: 9701191.
Salahudeen et al, A study of the factors affecting time to onset of lactogenesis-II after parturition, Journal of Pharmacy Research, 2013
Zhang et al, Intraoral Vacuum of Breast-Feeding Newborns Within the First 24 Hr: Cesarean Section Versus Vaginal Delivery. Biol Res Nurs. 2016
10 reasons for low milk supply, plus tips to increase breast milk – Today’s Parent