Pernahkah satu atau kedua puting Mama mengeluarkan cairan seperti ASI padahal sedang tidak menyusui? Kondisi tersebut dinamakan dengan galactorrhea. Lalu, apakah kondisi ini berbahaya? Yuk, cari tahu jawabannya di bawah ini!
Pengertian Galactorrhea
Dilansir dari laman My Cleveland Clinic, galactorrhea adalah kondisi saat satu atau kedua payudara secara tidak terduga mengeluarkan cairan seperti ASI yang berwarna kuning atau kehijauan. Cairan tersebut keluar dengan sendirinya atau saat payudara disentuh.
Kondisi ini dapat terjadi pada wanita, pria, anak-anak, maupun bayi perempuan dan laki-laki. Biasanya sering terjadi pada wanita berusia 20 hingga 35 tahun atau yang belum pernah melahirkan sebelumnya.
Mama tidak perlu khawatir. Galactorrhea bukanlah suatu penyakit, tetapi tetap perlu adanya tindakan untuk menanggulanginya. Sebenarnya apa ya penyebabnya?
Penyebab Galactorrhea
Terdapat berbagai penyebab umum dari galactorrhea yang perlu Mama ketahui, antara lain:
- Tumor hipofisis atau tumor jinak pada kelenjar pituitari;
- Sedang dalam masa hamil;
- Konsumsi obat seperti pil KB, obat tekanan darah, antidepresan, obat penenang;
- Stimulasi atau rangsangan payudara yang terlalu berlebihan, contohnya saat melakukan aktivitas seksual;
- Konsumsi suplemen herbal seperti jelatang, adas, biji fenugreek;
- Konsumsi narkoba seperti mariyuana, kokain, opiat;
- Gangguan tiroid yang menyebabkan produksi hormon tidak normal;
- Penyakit ginjal kronis;
- Mengenakan pakaian yang dapat menggosok dan menggesek payudara atau bahkan mengiritasi payudara seperti dari kain wol kasar atau ukuran bra yang tidak pas;
- Cedera atau trauma pada bagian dada atau sumsum tulang belakang.
Gejala Galactorrhea
Gejala utama dari galactorrhea adalah keluarnya cairan dari puting seperti ASI saat tidak dalam masa menyusui. Dilansir dari laman Family Doctor, terdapat gejala lain yang mungkin terjadi, seperti:
- Amenore atau periode menstruasi yang tidak teratur atau berhenti;
- Vagina yang kering;
- Kehilangan penglihatan;
- Sakit kepala;
- Berkurangnya gairah seks atau dorongan seks yang menurun;
- Peningkatan pertumbuhan rambut baru yang tumbuh di bagian dada atau dagu;
- Timbulnya jerawat;
- Disfungsi ereksi pada pria.
Baca juga: 6 Tips Mengatasi Breast Engorgement saat Menyusui
Cara Diagnosis Galactorrhea
Jika Mama mengalami gejala di atas, sebaiknya jangan self-diagnosis ya, Ma. Segera berkonsultasi ke dokter. Dokter biasanya akan mendiagnosis galactorrhea melalui pemeriksaan fisik dan riwayat medis. Dokter akan bertanya tentang gaya hidup dan obat-obatan yang selama ini dikonsumsi.
Tes yang dapat dilakukan terdapat dua macam. Pertama, tes darah untuk mengetahui kadar hormon prolaktin atau hormon penghasil susu dalam tubuh, apakah terlalu tinggi atau normal.
Kedua, tes yang disebut CT Scan dan MRI (Magnetic resonance imaging) yang memindai kepala untuk mencari tumor yang mungkin ada di dekat kelenjar pituitari. Selain itu, dokter dapat melakukan tes kehamilan.
Cara Penanganan Galactorrhea
Cara menangani kondisi ini sangat bervariasi tergantung pada penyebab kondisi tersebut terjadi. Beberapa diantaranya:
- Menghindari tindakan atau kondisi yang dapat menyebabkan galactorrhea terjadi;
- Menghentikan atau mengganti obat yang memicu terjadinya galactorrhea;
- Mengonsumsi obat untuk mengatur hormon prolaktin;
- Menggunakan bantalan payudara (breast pad) atau lapisan penyerap yang ditempatkan pada bra untuk menahan kebocoran cairan di pakaian luar;
- Menghindari penggunaan pakaian yang terlalu ketat atau menggosok dan mengiritasi kulit;
- Tidak memerah cairan dari puting secara paksa karena dapat menyebabkan masuknya bakteri ke dalam kelenjar susu dan menimbulkan infeksi pada payudara;
- Mengonsumsi obat yang dapat mengecilkan tumor atau yang menghentikan produksi hormon prolaktin sesuai dengan anjuran dokter. Cara tersebut dapat dilakukan jika penyebabnya adalah adanya tumor dalam tubuh. Dalam kasus lain, dapat dilakukan pembedahan atau terapi radiasi untuk mengangkat atau mengecilkan tumor dalam tubuh.
Beberapa obat untuk mengatasi galactorrhea mungkin dapat menyebabkan efek samping seperti infertilitas dan masalah penglihatan. Selain itu, juga dapat menyebabkan kadar estrogen menurun sehingga meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis atau tulang yang rapuh pada wanita.
Oleh karena itu, Mama perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat agar dapat meminimalisir efek samping yang mungkin ditimbulkan.
Nah, itulah penjelasan tentang galactorrhea yang perlu Mama Pahami. Semoga dapat menjadi pengetahuan baru bagi Mama agar lebih memperhatikan kesehatan diri dan keluarga. Semoga sehat selalu, Mama…
Dapatkan Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!
Source:
1. Galactorrhea. URL: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17924-galactorrhea (diakses 11/10/2023)
2. What is Witch’s Milk? URL: https://www.healthline.com/health/baby/witchs-milk (diakses 11/10/2023)
3. My Baby’s Breasts Seem Enlarged and Have a Milky Discharge. Is it Safe to Squeeze the Fluid Out? URL: https://www.babycenter.in/x1033318/my-babys-breasts-seem-enlarged-and-have-a-milky-discharge-is-it-safe-to-squeeze-the-fluid-out (diakses 11/10/2023)
4. Galactorrhea. URL: https://familydoctor.org/condition/galactorrhea/ (diakses 11/10/2023)