fbpx
Hipoplasia Image MamaBear

Kemampuan tubuh Ibu menyusui untuk memproduksi ASI merupakan karunia Tuhan yang luar biasa dan sangat patut disyukuri.

ASI merupakan sumber nutrisi utama bagi Si Kecil sehingga memiliki peranan yang sangat krusial bagi proses tumbuh kembangnya. Setiap ASI yang diproduksi, baik banyak maupun sedikit, merupakan keistimewaan tersendiri bagi Mama selama proses menyusui. 

Beberapa kondisi bisa saja menyebabkan produksi ASI Mama terhambat, antara lain kurangnya asupan nutrisi, posisi dan pelekatan menyusui kurang tepat, jarang melakukan pengosongan payudara, dan sebagainya.

Namun ternyata, kondisi kesehatan bawaan pada Mama juga bisa jadi salah satu faktornya, misalnya kondisi hipoplasia.

Apa itu hipoplasia payudara? Bagaimanakah dampaknya bagi Ibu Menyusui dan Si Kecil? Apakah Mama yang mengalami kondisi hipoplasia tetap dapat menyusui? Simak informasi selengkapnya hanya di artikel MamaBear berikut!

Apa Itu Hipoplasia Payudara?

Hipoplasia payudara adalah kondisi jaringan payudara yang  tidak berkembang sepenuhnya secara optimal.

Payudara hipoplasia disebut juga payudara berbentuk tabung. Pada kondisi ini, payudara hanya memiliki sedikit jaringan kelenjar yang mampu memproduksi ASI.

Hipoplasia pada payudaraakan tampak cukup kecil, tipis, berbentuk seperti tabung, dan sangat tidak rata. Adapun jarak antara payudara satu dengan yang lain berjauhan dengan areola yang tampak besar.

Mengapa Hipoplasia Bisa Terjadi?

Hipoplasia Image MamaBear

Bagaimanakah kondisi hipoplasia dapat terjadi? Sebenarnya, hipoplasia merupakan kondisi bawaan yang telah dialami seseorang sejak lahir.

Bayi yang berada dalam kandungan berpotensi terpapar zat berbahaya, seperti dioksin dan endokrin pengganggu lainnya. Hal ini akan mempengaruhi masa pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Seiring bertambahnya usia, jaringan tubuh manusia akan mengalami pertumbuhan. Namun sayangnya, pada seseorang yang mengalami hipoplasia payudara, jaringan kelenjar pada  payudara tidak ikut berkembang seperti seharusnya. 

Dalam beberapa kasus, payudara seorang perempuan dapat tumbuh selama masa pubertas, tetapi mungkin pertumbuhannya mengalami beberapa kendala, misalnya pertumbuhan asimetris (tidak rata) dan payudara yang tampak normal tetapi hanya jaringan lemaknya saja yang berkembang.

Hal ini dapat terjadi karena kondisi kadar hormon endokrin tidak teratur, tiroid yang tidak terkontrol, atau kondisi pada insulin. 

Pada umumnya, kondisi hipoplasia baru akan diketahui setelah penderitanya mulai hamil dan menyusui. Hipoplasia payudara tidak mengalami perubahan fisik yang signifikan saat masa kehamilan

Sedangkan, pada masa menyusui, Ibu menyusui biasanya mulai mencari informasi terkait kondisi hipoplasia ini saat merasa produksi ASI-nya sangat sedikit. 

Dalam beberapa kasus, dijelaskan bahwa beberapa Ibu Menyusui dengan hipoplasia mengalami luteal phase defect, yaitu kejadian siklus progesteron yang lebih rendah dari keadaan normal, bahkan dengan adanya ovulasi.

Hal ini ditandai dengan suhu tubuh pasca ovulasi yang tidak meningkat secara signifikan dan timbulnya bercak ketika pra-menstruasi.

Kasus ketidakteraturan endokrin ini harus diatasi karena dapat mempengaruhi perkembangan jaringan kelenjar dan berkurangnya fungsi jaringan pembuat ASI dalam melakukan tugasnya.

Bagaimana Kondisi Ibu Menyusui Yang Mengalami Hipoplasia?

Saat mengalami hipoplasia, payudara bisa memiliki ukuran yang kecil atau besar. Bahkan, hipoplasia juga bisa terjadi pada payudara berukuran normal. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya jaringan kelenjar dalam payudara, melainkan hanya terdiri atas jaringan lemak. Berikut ini adalah beberapa tanda pada tampilan fisik payudara hipoplasia yang umumnya menghasilkan ASI dalam jumlah sedikit:

  • Jarak antar payudara lebar (sekitar 1,5 inch atau 3,81 cm);
  • Payudara tidak simetris (salah satu payudara secara signifikan lebih besar dari yang lain);
  • Adanya stretch mark pada payudara, tanpa diikuti adanya pertumbuhan payudara, mulai masa pubertas hingga masa kehamilan;
  • Bentuk payudara tubular (bentuknya seperti kantung kosong);
  • Ukuran areola yang besar secara tidak proporsional;
  • Tidak adanya perubahan payudara pada masa kehamilan, postpartum, atau keduanya.

Apa Ibu Menyusui Tetap Bisa Menyusui Si Kecil jika Mengalami Hipoplasia?

Hipoplasia Image MamaBear

Apabila Mama mengalami hipoplasia pada sebagian payudara, Mama bisa menggunakan payudara lainnya untuk menyusui Si Kecil.

Namun, bagaimana jika Mama mengalami hipoplasia pada kedua payudara sehingga ASI yang keluar sedikit? Apakah Mama juga tetap bisa menyusui Si Kecil? Berikut ini adalah tips bagaimana cara  menyusui Si Kecil ketika sedang mengalami hipoplasia:

  • Pastikan bayi berada dalam posisi dan pelekatan menyusui yang tepat;
  • Menyusui bayi sesering mungkin. Semakin sering Ibu menyusui meletakkan bayi ke payudara, maka dapat membantu merangsang produksi ASI;
  • Memantau perubahan berat badan bayi;
  • Berkonsultasi pada dokter atau konselor menyusui tentang penggunaan superfood herbal dan obat-obatan yang dapat membantu untuk menghasilkan lebih banyak ASI;
  • Mama dapat memberikan suplemen bayi sesuai rekomendasi dan anjuran dokter;
  • Memerah dapat membantu Mama menghasilkan lebih banyak ASI. Mama bisa menggunakan pompa payudara setiap selesai menyusui untuk lebih merangsang produksi ASI pada payudara Mama;
  • Menggunakan media pemberian ASI untuk menyusui;
  • Konsumsi makanan dengan nutrisi dan kalori yang seimbang untuk mendukung produksi ASI;
  • Memastikan kebutuhan cairan tubuh dengan minum yang banyak;
  • Mengatur pola tidur agar mendapatkan istirahat yang cukup;
  • Bergabung dengan kelompok menyusui lokal untuk mendapatkan bantuan dan dukungan menyusui.

Penting untuk mempertimbangkan bahwa beberapa Mama dengan tanda-tanda fisik yang disebutkan, masih bisa memproduksi ASI dengan jumlah normal. Mama dengan hipoplasia sebagian payudara, maupun kedua payudara sama-sama bisa memproduksi ASI.  

Bagaimanakah Cara Menangani Hipoplasia Payudara?

Hipoplasia Image MamaBear

Apakah ada yang dapat dilakukan untuk menangani hipoplasia? Kondisi hipoplasia payudara dapat ditangani dari aspek tampilannya.

Biasanya, beberapa orang yang memiliki payudara dengan kondisi hipoplasia memilih untuk melakukan tindakan augmentasi payudara (breast augmentation).

Augmentasi payudara merupakan tindakan operasi dengan menambahkan implan pada payudara untuk memperbaiki dan memperindah bentuk tampilan payudara yang tidak simetris.

Sebelum melakukan augmentasi payudara, Mama perlu berkonsultasi dengan dokter, terlebih lagi jika Mama sudah pernah menjalani tindakan operasi payudara sebelumnya.

Namun, jika Mama tetap ingin menyusui Si Kecil, mungkin Mama dapat mempertimbangkan untuk menunda augmentasi payudara karena tindakan ini dapat mempengaruhi kemampuan payudara dalam memproduksi ASI.

Apabila mengalami hipoplasia, ibu menyusui sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memudahkan pemulihan tubuh, serta menjaga perkembangan Si Kecil.

Dapatkan juga Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!

Penulis: Fabian Roshan

Editor: Khoirunnisa Purwamita, M. Najib Wafirur Rizqi

Sources:

Hypoplasia/Insufficient Glandular Tissue (kellymom.com)

Breastfeeding With Hypoplastic Breasts (verywellfamily.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *