Bagi Ibu hamil, menjaga kandungan agar tetap sehat menjadi tantangan tersendiri. Ada berbagai penyakit yang berpotensi membahayakan Ibu hamil, salah satunya klamidia. Pernah mendengar penyakit ini sebelumnya, Ma?
Klamidia adalah infeksi bakteri yang dapat ditularkan selama seks fisik, oral, atau anal. Penyakit ini merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang paling umum dan sering terjadi. Nah, artikel ini akan membahas lebih jelas tentang klamidia pada Ibu hamil. Yuk, cari tahu selengkapnya di sini, Ma.
Klamidia pada Ibu Hamil
Ada risiko yang terkait antara kehamilan dan klamidia. Jika Mama terinfeksi saat hamil, Mama akan diberikan pengobatan untuk menyembuhkan infeksi tersebut. Karena apabila semakin lama tidak diobati, dapat berbahaya bagi kandungan Mama.
Hal ini dapat menyebabkan komplikasi seperti persalinan prematur, ketuban pecah dini, BB bayi lahir rendah, infeksi mata dan paru-paru pada bayi, dan membuat Mama sulit untuk hamil lagi.
Wanita yang menderita klamidia saat hamil juga bisa membuatnya lebih rentan terkena IMS lain, seperti gonore atau HIV. Sangat penting untuk mendapatkan pengobatan jika Mama terinfeksi penyakit tersebut saat hamil.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko klamidia, meliputi:
- Aktif secara seksual sebelum usia 25 tahun;
- Memiliki banyak pasangan seks;
- Tidak menggunakan kondom secara konsisten;
- Memiliki riwayat infeksi menular seksual.
Penyakit Klamidia Menular ke Bayi
Apakah penyakit ini dapat menular ke bayi? Jawabannya adalah ya, sangat mungkin untuk menginfeksi bayi jika Mama tidak mendapatkan pengobatan yang tepat untuk klamidia. Klamidiasis dapat menginfeksi bayi yang baru lahir saat persalinan selama melewati jalan lahir.
Meskipun infeksi ini bisa sangat serius, bayi yang segera diobati dengan antibiotik biasanya akan sembuh kok, Ma. Namun, tentu saja yang terbaik adalah dirawat sebelum melahirkan untuk mencegah bayi terinfeksi sejak awal.
Gejala Klamidia Selama Kehamilan
Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar kasus klamidia tidak bergejala. Gejala kemungkinan akan muncul sekitar satu hingga tiga minggu setelah terpapar. Ada beberapa gejala yang mungkin timbul, antara lain:
- Sensasi terbakar saat buang air kecil;
- Keluarnya cairan kuning atau hijau dari area vagina;
- Radang serviks;
- Merasakan sakit saat berhubungan seks;
- Sakit pinggang dan sakit perut;
- Sakit saat berhubungan seks.
Jika merasakan gejala-gejala tersebut, Mama bisa sesegera mungkin menemui dokter.
Baca juga: Makin Mesra, 7 Cara Atasi Trauma Berhubungan Pasca Melahirkan
Pengobatan Klamidia Selama Kehamilan
Infeksi ini selalu diobati dengan antibiotik baik sedang hamil atau tidak, tetapi pemilihan antibiotik mungkin berbeda.
Perlu diketahui bahwa jika Mama menderita klamidia selama kehamilan dan diberi antibiotik, Mama perlu menjalani tes penyembuhan dan skrining ulang pada trimester ketiga. Kemungkinan infeksi ulang umum terjadi pada IMS ini sehingga Mama mungkin memerlukan pengobatan lain jika terinfeksi ulang.
Cara Mencegah Klamidia Selama Kehamilan
Hanya ada 2 cara yang sangat mudah untuk menghindari infeksi tersebut selama kehamilan:
- Menahan diri dari kontak seksual dalam bentuk apa pun;
- Berada dalam hubungan monogami jangka panjang di mana Mama dan Papa dites negatif untuk IMS.
Kondom memang sedikit membantu, tetapi kondom hanya mencegah penyebaran infeksi tersebut selama hubungan seksual.
Menurut Dewan Informasi dan Pendidikan Seksualitas Amerika Serikat (SIECUS), penggunaan kondom yang konsisten dan benar hanya dapat mengurangi risiko tertular klamidia selama hubungan seks vaginal, oral, atau anal sebesar 60%.
Mama juga sebaiknya menghindari douching atau membersihkan vagina dengan cairan yang terdiri dari campuran berbagai bahan kimia. Douching dapat menurunkan jumlah bakteri baik di vagina dan justru meningkatkan risiko terinfeksi, Ma.
Nah, itulah penjelasan tentang klamidia. Dengan memahami penyebab di atas, Mama dapat mencegah penyakit ini agar tidak sampai terinfeksi. Jangan ragu untuk segera menemui dokter bila Mama mengalami gejala-gejala tersebut.
Dapatkan Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!
Source:
1. International Guidelines on Sexuality Education (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization). URL: https://reliefweb.int/sites/reliefweb.int/files/resources/8556521DD9D4A9E64925762000240120-UNESCO-Aug2009.pdf (diakses 21/09/2023)
2. Chlamydia. URL: https://www.cdc.gov/std/chlamydia/stdfact-chlamydia-detailed.htm (diakses 21/09/2023)
3. Chlamydia. URL: https://www3.paho.org/hq/index.php?option=com_content&view=article&id=14870:sti-chlamydia&Itemid=0&lang=en#gsc.tab=0 (diakses 21/09/2023)
4. Chlamydia Trachomatis. URL: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chlamydia/symptoms-causes/syc-20355349 (diakses 21/09/2023)
5. Chlamydia and Pregnancy. URL: https://www.nhsaaa.net/publications/information-leaflets/c-chlamydia-and-pregnancy/ (diakses 21/09/2023)