Menyusui langsung dari payudara merupakan cara yang paling disarankan bagi Mama dan bayi. Tetapi, ada kalanya Mama tidak dapat menyusui secara langsung, seperti ketika Mama berjauhan dengan si kecil, pergi bekerja, atau sedang sakit. Mama dapat memilih media pemberian ASI berikut ini sebagai pengganti botol dot, untuk menghindari risiko bingung puting.
Mengapa Perlu Menghindari Penggunaan Dot?
Selama masa menyusui, Mama sebaiknya sebisa mungkin menghindari penggunaan dot untuk memberikan ASI pada Si Kecil. Mengapa Mama perlu menghindari penggunaan dot? Pengenalan dot pada bayi bisa menyebabkan terjadinya bingung puting. Kondisi bingung puting terjadi ketika bayi mengalami kesulitan untuk mengisap ASI dari payudara karena sudah terbiasa menggunakan dot. Apabila seorang bayi mengalami bingung puting, umumnya Ia akan menolak untuk kembali menyusu secara langsung pada payudara Mama.
Bagaimana cara mengetahui apakah bayi Mama mengalami bingung puting? Berikut ini adalah tanda-tanda bingung puting pada bayi:
- Bayi menolak untuk menyusu secara langsung pada payudara Mama;
- Badan bayi menjadi kaku saat akan menyusu;
- Mulut bayi hanya terbuka sedikit (tidak terbuka lebar);
- Bayi menjulurkan lidah saat menyusu agar puting Mama tidak masuk ke dalam mulutnya;
- Bayi menggelengkan kepala menghindari payudara Mama.
Selain bingung puting, penggunaan dot untuk pemberian ASI juga berpotensi menimbulkan beberapa gangguan pada kesehatan bayi. Dilansir dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), berikut ini merupakan contoh gangguan kesehatan yang disebabkan karena penggunaan dot:
1. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan organ
Pemberian ASI secara langsung dari payudara Mama tentunya berbeda dibandingkan pemberian ASI melalui dot. Saat menyusu pada payudara Mama, bayi memerlukan energi 60 kali lipat lebih besar sehingga Ia akan berlatih lebih keras menggerakkan organ-organ tubuhnya untuk bisa mendapatkan ASI. Hal ini akan merangsang pertumbuhan dan perkembangan organ bayi, terutama pada bagian rongga mulut, rahang, maupun gigi.
2. Kemampuan berbicara terhambat
Saat bayi menggunakan dot, lidah akan berada dalam kondisi datar dengan otot-otot lidah yang cenderung diam. Hal ini berpotensi menyebabkan perkembangan kemampuan bicara bayi terhambat. Bayi berisiko untuk kesulitan mengucapkan huruf dengan bunyi mendesis, seperti s atau z.
3. Berisiko terkena infeksi
Penggunaan dot sebagai media pemberian ASI dapat meningkatkan potensi terkena infeksi pada bayi. Infeksi ini menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti otitis media (infeksi telinga), sariawan, diare, dan infeksi sistem pernafasan.
Media Pemberian ASI Perah
Ada beberapa media pemberian ASI yang bisa dijadikan sebagai alternatif untuk menyusui bayi. Berikut ini adalah contoh media pemberian ASI beserta langkah-langkah penggunaannya:
1. Sendok
Sendok merupakan alat makan yang paling sering digunakan dan mudah untuk ditemui. Terdapat berbagai macam ukuran dan bahan sendok yang dapat Mama pilih menurut kebutuhan. Pilihlah sendok berukuran kecil yang sesuai dengan ukuran mulut bayi. Pemberian ASI dengan sendok ini juga merupakan salah satu upaya untuk mencegah bingung puting pada Si Kecil.
Langkah penggunaan sendok sebagai media pemberian ASI:
- Memakaikan kain bib pada bayi untuk mengantisipasi sebagian ASI yang tumpah;
- Kemudian, dudukkan bayi di pangkuan Mama menggunakan satu tangan untuk menopang punggung dan leher bagian atas bayi;
- Mendekatkan sendok ke ujung mulut bayi, sehingga ASI hanya menyentuh bibirnya saja. Saat pemberian ASI dengan sendok, diusahakan untuk menghindari penuangan secara langsung ke dalam mulut bayi;
- Bayi Mama akan menjilat ASI dengan menggerakkan lidahnya ke depan;
- Berikan waktu kepada bayi untuk menelan sebelum mengisi kembali sendok dan memberikan lebih banyak ASI. Hal ini dilakukan agar kecepatan menyusu lebih terkontrol.
2. Gelas Kecil
Media pemberian ASI berikutnya adalah gelas kecil. Media ini dapat digunakan untuk bayi dari segala usia. Mama bisa mulai memberikan ASI perah dalam gelas kecil, seperti gelas obat atau gelas sloki.
Langkah penggunaan gelas kecil sebagai media pemberian ASI:
- Memakaikan kain bib pada bayi untuk mengantisipasi sebagian ASI yang tumpah;
- Lalu, dudukkan bayi di pangkuan Mama dengan menggunakan satu tangan untuk menopang punggung dan leher bagian atas bayi;
- Mendekatkan tepi gelas kecil ke ujung mulut bayi sehingga ASI hanya menyentuh bibirnya saja. Saat pemberian ASI dengan gelas kecil, diusahakan untuk menghindari penuangan secara langsung ke dalam mulut bayi;
- Renggangkan gelas kecil selama menyusui, agar ASI selalu bersentuhan dengan bibir bayi. Hal ini dilakukan agar kecepatan menyusu lebih terkontrol.
3. Spuit
Media pemberian ASI berikutnya adalah spuit atau disebut juga dengan syringe. Alat ini merupakan media pemberian ASI dengan suntikan steril. Dalam penggunaannya, suntikan tidak menggunakan jarum. Sebelum Mama melanjutkan penggunaan spuit untuk memberi ASI pada bayi, penting bagi Mama untuk mengikuti prosedur penggunaan media pemberian ASI dengan spuit.
Langkah penggunaan spuit sebagai media pemberian ASI:
- Tarik plunger atau pendorong ASI agar spuit terisi dengan ASI;
- Posisikan bayi dengan tepat di pangkuan Mama, pastikan Ia sedikit condong dalam posisi tegak;
- Tekan spuit secara lembut dan arahkan ke pipi bagian dalam bayi;
- Tekan perlahan dan biarkan bayi mengecap bibirnya. Lakukan perlahan agar bayi tidak tersendak.
4. Pipet
Hampir sama dengan spuit, pipet bisa digunakan dengan hati-hati agar aliran ASI tidak terlalu deras. Salah satu keunggulan pipet adalah ASI tidak akan berceceran saat digunakan. Sebelum Mama menggunakan media, pastikan Mama mengetahui langkah-langkah berikut ini.
Langkah penggunaan pipet sebagai media pemberian ASI:
- Pastikan pipet dalam kondisi steril;
- Masukan ujung pipet ke pipi bagian dalam bayi, pastikan ujung pipet tidak masuk terlalu dalam;
- Tekan karet untuk mengeluarkan ASI secara perlahan;
- Pastikan bayi menelan ASI terlebih dahulu sebelum diberikan lagi.
Pemberian ASI menggunakan media gelas kecil, sendok, spuit, atau pipet perlu dilakukan dengan hati-hati agar bayi tidak tersedak. Proses pengenalan ini memang tidak mudah sehingga perlu dilatih berulang kali agar Si Kecil mulai terbiasa yaa, Mama… Tapi, kalau sudah memasuki fase bayi rewel dan banyak ASI yang tumpah, maka sebenarnya Mama sudah berada di jalan yang tepat, kok… Siapa yang bayinya sudah mahir minum dengan media-media ini?
Dapatkan Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!
Sources:
Supplementing a Breastfed Baby (verywellfamily.com)
Spoon, Cup and Paced Bottle Feeding (parenting in ottawa.ca)
How to Feed a Baby With a Syringe (parenting.firstcry.com)
Gejala Bingung Puting dan Risiko Penggunaan Dot pada Bayi (aimi-asi.org)