Source : Mayo Clinic
Pernahkah Mama mendengar tentang PCOS? Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) adalah suatu kondisi kelainan hormon yang kerap dialami oleh wanita pada usia reproduktif, dimana terdapat banyak kantung berisi cairan (folikel) berukuran sekitar 8 mm pada ovarium. Kantung ini belum berkembang sehingga menghalangi proses ovulasi atau proses pelepasan sel telur dari rahim. Kantung folikel memproduksi hormon androgen yang merupakan hormon laki – laki dalam jumlah yang tidak normal. Hal ini menyebabkan wanita mengalami masa menstruasi lebih lama akibat sel telur yang tidak dapat dibuahi oleh sel sperma.
Penyebab Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)
Penyebab PCOS yang sebenarnya masih belum diketahui pasti. Dilansir dari Hopkins Medicine, banyak wanita yang mengalami PCOS memiliki resistensi terhadap hormon insulin sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Kadar insulin yang tinggi dan menumpuk mengakibatkan kadar androgen menjadi lebih tinggi dalam tubuh. PCOS berisiko sebagai sindrom turunan yang mengalir dalam keluarga, seperti ibu atau saudara perempuan. Obesitas juga dapat meningkatkan gejala PCOS.
Gejala Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)
Terdapat beberapa gejala yang mengindikasikan Mama mengalami PCOS menurut National Health Services UK, yaitu :
- Jadwal haid tidak teratur;
- Kesulitan hamil akibat kegagalan ovulasi;
- Rahim yang membesar dan banyak mengandung kista;
- Pertumbuhan rambut yang berlebihan (hirsutisme), seperti pada wajah, punggung, atau dada;
- Peningkatan berat badan;
- Rambut kepala mengalami kerontokan atau kebotakan;
- Kulit berminyak dan berjerawat;
- Infertilitas atau ketidaksuburan;
- Terbentuknya sel kulit mati pada lipatan leher dan ketiak;
- Bercak gelap dan tebal pada leher, ketiak, dan lipatan bawah payudara.
Bagaimana Cara Mendiagnosis PCOS?
Source : Advent Health University
Sebelum melakukan diagnosis, dokter akan memeriksa gejala yang dialami beserta riwayat kesehatan Mama. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik untuk mengecek kesehatan organ – organ reproduksi. Selain pemeriksaan secara fisik, tes dapat juga dilakukan dengan USG dan tes darah.
USG atau ultrasonografi merupakan suatu teknik yang memanfaatkan penggunaan gelombang suara berfrekuensi tinggi dan komputer menampilkan gambar kondisi bagian dalam tubuh, seperti pembuluh darah, jaringan, maupun organ. Pada kasus diagnosis PCOS, tes USG ini berguna untuk melihat ukuran ovarium, ketebalan lapisan endometrium rahim, serta keberadaan kista.
Sedangkan tes darah ini dilakukan untuk mencari hormon androgen berkadar tinggi, serta hormon – hormon lainnya. Saat pelaksanaan tes darah, tenaga medis juga akan memeriksa kadar glukosa darah, kolestrol, dan gliserida dalam tubuh.
Bisakah terjadi kehamilan pada Mama yang mengalami PCOS?
Meskipun PCOS menjadi salah satu faktor utama ketidaksuburan pada wanita, Mama yang mengalami PCOS bisa mendapatkan perawatan dan dapat tetap hamil, baik dengan maupun tanpa bantuan. Bahkan tak sedikit Mama yang berhasil hamil secara alami meski memiliki PCOS.
Risiko Kehamilan pada Mama PCOS
Kehamilan pada Mama dengan PCOS berpotensi mengalami berbagai komplikasi, sehingga berisiko tinggi baik bagi Mama maupun bayinya. Dilansir dari National Institute of Child Health and Human Development, terdapat berbagai komplikasi yang berisiko bagi penderita PCOS, yaitu :
- Keguguran
Mama yang mengalami PCOS memiliki risiko keguguran pada bulan awal kehamilan 3 kali lebih tinggi daripada kehamilan normal.
- Diabetes Gestational
Diabetes ini hanya terjadi pada wanita hamil. Kondisi ini dapat disembuhkan dan tidak memberikan dampak signifikan pada bayi apabila terkontrol. Namun, bayi yang lahir dari Mama penderita diabetes gestasional dapat berukuran sangat besar, memiliki tekanan darah rendah, dan kesulitan pernapasan.
- Preeklampsia
Merupakan gangguan kehamilan yang disebabkan oleh peningkatan tekanan darah dan tingginya kandungan protein dalam urin. Kondisi ini dapat berdampak pada kinerja ginjal, hati, dan otak Mama. Penanganan utama preeklampsia yakni dengan cara melahirkan bayi meskipun belum waktunya, sehingga tidak menutup kemungkinan untuk melakukan persalinan C-section.
- Kelahiran Prematur
Kelahiran prematur (preterm) terjadi pada bayi yang dilahirkan sebelum minggu ke -37 masa kehamilan. Bayi prematur berisiko mengalami berbagai macam masalah kesehatan, baik saat proses persalinan maupun pada masa pertumbuhan.
- Persalinan Caesar atau C-section
Kehamilan dengan PCOS, lebih memungkinkan untuk melakukan persalinan secara Caesar karena berbagai komplikasi yang mungkin muncul selama prosesnya. Persalinan Caesar membutuhkan waktu pemulihan lebih lam dan membawa risiko bagi bayi dan Mama.
Cara Penanganan PCOS
Source : Live Science
- Mengubah jenis makanan yang dikonsumsi
Makanan yang Mama konsumsi harus mencakup banyak buah dan sayuran, makanan utuh (seperti roti gandum, sereal gandum dan beras merah), serta sumber protein (seperti daging tanpa lemak, ikan dan ayam). Konsumsi jenis makanan yang sehat dapat membantu mengurangi berat badan dan meminimalisasi timbulnya gejala. Selain itu, perubahan jenis makanan ini juga dapat mengurangi kadar glukosa darah dan membantu terjadinya proses ovulasi.
- Memperbaiki gaya hidup
Menurunkan berat badan yang berlebih dapat membantu mengurangi timbulnya gejala dan risiko terjadinya PCOS. Oleh karena itu, perubahan gaya hidup yang sehat dapat membantu Mama mengatasi PCOS, misalnya dengan cara berolahraga dan beraktivitas fisik secara rutin.
- Pengobatan untuk menstimulasi ovulasi
Obat tersebut dapat membantu ovarium untuk memproduksi sel telur secara normal. Namun, perlu juga diingat bahwa obat ini dapat menimbulkan beberapa risiko, seperti hiperstimulasi ovarium (saat ovarium melepaskan terlalu banyak hormon), perut kembung, dan nyeri panggul.
- Mengonsumsi pil kontrasepsi
Hal ini dilakukan untuk membantu mengontrol siklus menstruasi, menurunkan kadar hormon androgen, dan mengurangi timbulnya jerawat.
- Pengobatan diabetes dan gejala lainnya
Obat – obatan ini kerap digunakan untuk menurunkan resistensi insulin dalam tubuh, mengurangi kadar androgen, dan membantu proses ovulasi lebih teratur.
- Tindakan operasi
Prosedur bedah kecil yang disebut Laparoscopic ovarian drilling (LOD), dapat dijadikan solusi apabila PCOS yang dialami tidak memberikan respon terhadap obat yang dikonsumsi. Operasi ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil pada bagian bawah perut, kemudian memasukkan laparoskop (mikroskop panjang dan tipis) ke dalam perut. Selanjutnya, akan dilakukan perawatan pada ovarium dengan menggunakan laser, hal ini bertujuan untuk menghilangkan jaringan yang memproduksi hormon androgen. Tindakan LOD ini dapat menurunkan kadar hormon testosteron dan LH, serta meningkatkan hormon perangsang folikel (FSH), sehingga dapat membantu mengembalikan fungsi normal ovarium.
Itulah beberapa informasi mengenai PCOS. Apabila Mama sedang hamil dan mengalami gejala Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), sebaiknya segera berkonsultasi pada dokter sehingga proses kehamilan dan persalinan dapat terjaga. Apakah Mama juga pernah mengalami PCOS?
Writer: Khoirunnisa Purwamita
Editor: Mega Pratidina
Sources :
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) (hopkinsmedicine.org)
Polycystic Ovary Syndrome (nhs.uk)
Does PCOS Affect Pregnancy (nichd.nih.gov)