Menyusui adalah salah satu hal terpenting yang harus dilakukan oleh Mama setelah melahirkan. Tapi, menyusui pertama kali juga bisa menjadi tantangan tersendiri. Banyak hal yang bisa membuat Mama merasa cemas, khawatir, atau panik saat menyusui.
Apa saja tantangan yang sering dialami Ibu menyusui? Lalu, apakah ada tips anti panik saat menyusui pertama kali? Yuk, MamaBear kasih tau bocorannya ya, Ma!
Tantangan Ibu Menyusui
Inilah beberapa tantangan menyusui yang umum terjadi, diantaranya:
- Puting lecet atau luka. Ini bisa disebabkan oleh posisi atau pelekatan bayi yang tidak benar saat menyusu, bayi mengalami lip tie atau tongue tie.
- Payudara bengkak atau mastitis. Ini bisa disebabkan oleh ASI yang menumpuk di dalam payudara karena bayi tidak menyusu dengan baik, menyusui tidak teratur, atau payudara terinfeksi.
- Produksi ASI tidak cukup. Ini bisa disebabkan oleh kurangnya frekuensi menyusui, stres, kurang istirahat, kurang minum, atau gangguan hormonal.
- Bayi tidak mau menyusu. Ini bisa disebabkan oleh pelekatan yang kurang tepat, Mama mengalami puting datar atau terbalik, atau bayi merasakan perubahan aroma atau rasa ASI.
Tips Anti Panik Menyusui Pertama Kali
Untuk mengatasi tantangan menyusui di atas, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Mama lakukan agar tidak panik saat menyusui pertama kali:
1. Mengikuti kelas kehamilan
Tips anti panik menyusui pertama kali adalah dengan mengikuti kelas kehamilan. Mama bisa bertanya kepada dokter, bidan, atau konselor laktasi tentang cara menyusui yang benar, posisi menyusui yang nyaman, dan masalah-masalah yang mungkin terjadi saat menyusui.
Selain itu, Mama juga bisa berbagi pengalaman dan tips dengan Mama lainnya yang mengikuti kelas kehamilan. Dengan edukasi menyusui yang matang, bisa membantu Mama lebih siap dan percaya diri saat akan menyusui si Kecil pertama kali.
2. Melakukan pijat laktasi
Dilansir dari Alodokter, ada banyak penelitian yang membuktikan bahwa pijat laktasi bermanfaat untuk melancarkan dan meningkatkan produksi ASI. Pijatan pada payudara ini memicu tubuh melepaskan hormon oksitosin yang merangsang keluarnya ASI.
Itulah kenapa pijat laktasi bisa membuat Mama merasa lebih nyaman ketika menyusui bayi pertama kali. Bukan hanya itu, pijat laktasi juga membantu memperlancar saluran ASI yang tersumbat yang menyebabkan payudara bengkak dan mastitis.
Baca juga: 4 Perbedaan Pijat Laktasi dan Oksitosin untuk Mama
3. Memperhatikan pelekatan mulut bayi
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui adalah pelekatan mulut bayi saat menyusu. Pelekatan yang salah bisa menyebabkan bayi tidak mendapatkan ASI yang cukup, puting lecet, atau payudara bengkak, Mama..
Melansir dari laman IDAI, inilah posisi dan pelekatan menyusui yang tepat, yaitu:
- Posisikan bayi menghadap payudara Mama, dengan kepala lurus dan hidung sejajar dengan puting. Pastikan seluruh badan bayi menempel pada badan Mama, bukan hanya bahu dan leher saja ya, Ma.
- Setelah si Kecil sudah pada posisi yang benar, Mama bisa memegang payudara dengan tangan yang bebas.
- Kemudian Mama bisa meletakkan ibu jari di atas puting dan areola, dan jari telunjuk di bagian bawah lalu menekan payudara sehingga membentuk seperti huruf C sesuai dengan mulut si Kecil.
- Mama bisa mulai mendekatkan mulut si Kecil ke payudara, lalu dapat memberi sentuhan supaya mulut si Kecil bisa terbuka lebar dan tempelkan pada puting dan areola.
Baca juga: AMUBIDA, Kunci Pelekatan Menyusui Untuk Busui
4. Sering menyusui bayi
Prinsip produksi ASI adalah supply and demand, jadi semakin sering menyusui si Kecil, produksi ASI Mama pun semakin meningkat. Hal ini membantu merangsang produksi ASI Mama saat pertama kali menyusui. Jadi, tidak perlu panik ya, Ma, jika setelah melahirkan ASI Mama belum keluar.
Menyusui secara rutin dan sering juga bisa membantu bayi mendapatkan kandungan ASI yang seimbang. ASI mengandung foremilk dan hindmilk. Foremilk adalah ASI yang keluar pertama kali, yang berwarna encer dan mengandung banyak air.
Sedangkan hindmilk adalah ASI yang keluar terakhir, yang berwarna kental dan mengandung banyak lemak. Bayi membutuhkan kedua jenis ASI ini untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
5. Memenuhi asupan nutrisi
ASI seret pasti bikin panik ya, Ma. Salah satu penyebabnya adalah kekurangan nutrisi selama menyusui. Dilansir dari Mayo Clinic, kebutuhan kalori ibu menyusui berkisar antara 2.500-2.700 kalori per hari.
Untuk memenuhi kebutuhan kalori tersebut, Mama harus mengonsumsi makanan bergizi seimbang, yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang cukup. Contohnya biji-bijian, sayur, buah, kacang, susu, telur, ikan, dan daging tanpa lemak.
Agar tubuh tetap terhidrasi, Ibu menyusui juga harus minum air putih yang cukup, yaitu sekitar 2 liter per. Eitts, hindari minuman yang mengandung kafein, alkohol, atau gula berlebih, karena bisa memengaruhi kandungan dalam ASI dan kesehatan bayi.
Nah, itulah beberapa tips agar siap menghadapi tantangan menyusui pertama kali. Jika Mama mengalami tantangan menyusui di atas, jangan panik atau menyerah dulu ya, Ma. Cobalah untuk tetap tenang, rileks, dan percaya diri bahwa ASI Mama cukup dan Mama bisa menyusui si Kecil hingga 2 tahun.
Apabila tantangan menyusui tak kunjung mereda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau konselor laktasi ya, Mama.. Selamat mengASIhi!
Dapatkan Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!
Sources:
1. Tips for First-Time Breastfeeding. URL: https://www.verywellfamily.com/the-first-breastfeeding-431619 (diakses 6/12/2023)
2. Breastfeeding Tips for Beginners. URL: https://www.chop.edu/pages/breastfeeding-tips-beginners (diakses 6/12/2023
3. Breastfeeding 101: Tips for new moms. URL: https://www.mayoclinichealthsystem.org/hometown-health/speaking-of-health/breastfeeding-101-tips-for-new-moms (diakses 6/12/2023)
4. Agar Selalu Terpenuhi, Kenali Berbagai Macam Nutrisi Bagi Ibu Menyusui. URL: https://hellosehat.com/parenting/bayi/menyusui/nutrisi-ibu-menyusui/ (diakses 6/11/2023)