fbpx

Halo Mama, pernahkah Mama mendengar istilah morning sickness? Mama yang telah melewati masa kehamilan mungkin sudah familiar dengan istilah ini, ya.

Sebenarnya, apakah morning sickness itu? Berbahaya tidak ya, kalau Ibu hamil mengalami ini? Cari tahu lebih lanjut dengan membaca artikel ini, yuk!

Apa itu Morning Sickness?

Morning sickness adalah kondisi mual dan muntah yang dialami oleh ibu hamil trimester awal (3 bulan pertama kehamilan).

Penyebab utamanya adalah tingginya kadar hormon beta HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) dan estrogen.

Hormon beta HCG dalam tubuh Mama yang sedang hamil dapat meningkat sebanyak dua kali lipat setiap minggu, terutama di masa awal kehamilan.

Oleh karena itu, umumnya Mama mengalami mual-mual di trimester pertama kehamilan dan akan hilang setelah masuk trimester kedua. Meski begitu, ada juga Mama yang mengalami hal tersebut sepanjang masa kehamilan.

Dinamakan morning sickness karena hormon tersebut akan mencapai puncak ketika pagi hari, sehingga gejala mual dan muntah yang dialami oleh para ibu hamil sering muncul di pagi hari.

Namun, kondisi ini juga dapat muncul ketika siang, sore, ataupun malam hari. Selain hormon, morning sickness juga dipengaruhi oleh kadar gula darah yang rendah, sering melakukan perjalanan jauh, dan stres.

Apabila Mama mengalami morning sickness saat hamil, Mama tidak perlu khawatir, ya. Karena sebenarnya kondisi ini sangat normal terjadi dan tidak membahayakan Mama serta janin yang tengah dikandung.

Walaupun begitu, memang morning sickness ini juga dapat membuat Mama menjadi pusing, dan lemas.

Normalkah, Ibu Hamil mengalami Morning Sickness?

Dilansir dari Halodoc, banyak ahli yang percaya bahwa morning sickness pada ibu hamil merupakan pertanda yang baik, yaitu mengindikasikan adanya plasenta yang tumbuh dengan baik dan normal.

Hal ini juga didukung oleh penelitian National Institute of Child Health and Development, bahwa morning sickness dapat menjadi tanda kehamilan yang sehat.

Berdasarkan penelitian tersebut, para ibu hamil yang mengalami morning sickness, memiliki risiko 50-70% lebih rendah untuk mengalami keguguran, daripada yang jarang atau tidak mengalami morning sickness.

Hanya saja, bukan berarti Mama yang tidak mengalami morning sickness pertanda tidak sehat, ya. Hal ini karena kehamilan merupakan pengalaman personal setiap individu yang tentunya memiliki permasalahan yang berbeda-beda.

Jadi, morning sickness nggak bahaya dong? Tentu tidak ya Mam. Karena gejala mual dan muntah pada morning sickness dapat membantu para Mama untuk mengubah kebiasaan makanan, yang dapat berdampak pada kehamilan yang lebih sehat.

Baca juga: 5 Makanan Pereda Rasa Mual saat Hamil, Bumil Patut Coba!

Jangan Anggap Remeh, Morning Sickness yang Berkelanjutan!

Akan tetapi, terkadang pada beberapa ibu hamil juga mengalami gejala morning sickness yang parah sehingga dapat berlanjut menjadi hyperemesis gravidarum

Melansir dari Alodokter, kondisi ini rentan menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan yang drastis.

Jika Mama mengalami hyperemesis gravidarum, maka Mama memerlukan penanganan yang intensif untuk mencegah komplikasi.

Untuk itu, selama hamil, Mama dianjurkan untuk rutin melakukan pemeriksaan ke dokter dan memantau kondisi kehamilan.

Nah, Mam, setelah mengetahui penjelasan di atas, sekarang Mama jadi lebih tahu tentang morning sickness saat hamil.

Bagi Mama yang mengalami kondisi tersebut, Mama patut mensyukurinya, ya. Tetapi, bagi Mama yang jarang atau tidak mengalaminya, tidak perlu cemas, ya Mam.

Karena ini bukan menandakan hal yang salah pada kehamilan Mama. Semangat dan sehat terus, ya untuk Mama dan buah hati.

Dapatkan Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!

Penulis: Fernika Windi

Editor: Mega Pratidina, M. Najib Wafirur Rizqi

Sources:

Morning Sickness – Gejala, penyebab dan mengobati – Alodokter

Morning Sickness – Gejala, Penyebab, dan Pengobatan | Halodoc

NIH study links morning sickness to lower risk of pregnancy loss | NICHD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.