Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi perkembangan janin, salah satunya palpasi abdomen. Palpasi abdomen adalah teknik pemeriksaan fisik yang digunakan untuk mengevaluasi kondisi perut pada Ibu hamil. Yuk, simak penjelasannya, Mam!
Manfaat Melakukan Palpasi Abdomen pada Ibu Hamil
Inilah beberapa manfaat melakukan palpasi abdomen pada Ibu hamil:
- Menentukan Usia Kehamilan: Dokter atau perawat dapat menentukan usia kehamilan dengan mengukur ukuran janin dan menentukan ukuran uterus melalui palpasi.
- Posisi dan Letak Janin: Palpasi abdomen membantu mengetahui posisi dan letak janin dalam kandungan. Pemeriksaan ini biasanya menggunakan metode palpasi Leopold, yang diterapkan setelah usia kehamilan mencapai 36 minggu. Pada usia ini, janin telah memenuhi rongga rahim dan posisinya stabil.
- Evaluasi Pertumbuhan Janin: Palpasi juga membantu memastikan pertumbuhan janin dalam kandungan. Dengan meraba bagian perut, dokter atau perawat dapat memperkirakan ukuran janin dan memantau perkembangannya.
- Deteksi Kelainan Kehamilan: Palpasi abdomen dapat membantu mengidentifikasi kelainan pada kehamilan, seperti peradangan rongga perut (peritonitis) atau masalah pada organ reproduksi (misalnya, kista ovarium atau fibroid uterus).
Baca juga: Pantau Kesehatan Ibu Hamil dengan Aplikasi E-Kohort
Cara Melakukan Palpasi Abdomen pada Ibu Hamil
Pemeriksaan dengan metode palpasi abdomen memerlukan kehati-hatian dan keterampilan. Oleh karena itu, pemeriksaan ini harus dilakukan oleh tenaga medis ya, Mam. Inilah langkah-langkah tenaga kesehatan saat melakukan palpasi abdomen pada Ibu hamil:
1. Persiapan
- Memastikan pasien berada dalam posisi yang nyaman, biasanya berbaring terlentang dengan lutut sedikit ditekuk.
- Memastikan ruangan pencahayaan memadai dan suasana tenang agar pasien merasa rileks.
2. Pemanasan Tangan
- Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum memulai.
- Merilekskan otot tangan.
3. Posisi Tangan
- Meletakkan tangan dengan lembut di atas perut pasien.
- Menggunakan seluruh permukaan telapak tangan dan jari-jari.
4. Teknik Palpasi
- Palpasi Permukaan: Dimulai dengan palpasi ringan di permukaan perut. Meraba perut secara perlahan untuk merasakan ketegangan otot, nyeri, atau benjolan.
- Palpasi Dalam: Menekan lebih dalam untuk meraba organ-organ dalam perut, seperti hati, ginjal, dan uterus pada Ibu hamil.
5. Urutan Palpasi Leopold
- I: Meraba bagian atas perut untuk menentukan bagian kepala janin.
- II: Meraba sisi perut untuk mengetahui posisi punggung janin.
- III: Meraba bagian bawah perut untuk menentukan bagian panggul janin.
- IV: Meraba bagian atas perut lagi untuk memastikan posisi kepala janin.
Baca juga: Apa itu Pemeriksaan Leopold pada Ibu Hamil dan Tahapannya?
6. Perhatikan Respons Pasien
Selama palpasi, tenaga medis akan memperhatikan reaksi pasien. Jika ada tanda ketidaknyamanan atau nyeri, mereka akan menghentikan palpasi. Oleh karena itu, jika Mama melakukan pemeriksaan ini dan merasa tidak nyaman, jangan ragu untuk menyampaikan pada tenaga medis ya, Mam.
7. Catat Temuan
Setelah palpasi selesai, tenaga medis mencatat temuan dalam catatan medis pasien.
Risiko Melakukan Palpasi Abdomen pada Ibu Hamil
Jika tidak dilakukan dengan benar, pemeriksaan dengan metode palpasi abdomen dapat menyebabkan beberapa risiko, seperti:
1. Gangguan pada Janin
Meskipun palpasi dilakukan dengan kehati-hatian, tekanan pada perut bisa memengaruhi janin. Oleh karena itu, perlu memastikan bahwa palpasi dilakukan oleh tenaga medis yang berpengalaman dan dengan teknik yang benar.
2. Ketidaknyamanan bagi Ibu Hamil
Palpasi abdomen dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada ibu hamil, terutama jika dilakukan dengan tekanan yang berlebihan. Tenaga medis perlu berkomunikasi yang baik dengan pasien untuk memastikan kenyamanan selama prosedur.
3. Ketidakakuratan Hasil:
Palpasi memerlukan keterampilan dan pengalaman. Jika tidak dilakukan dengan benar, hasilnya bisa tidak akurat. Misalnya, kesalahan dalam menentukan posisi janin atau ukuran uterus.
4. Potensi Kesalahan Interpretasi
Hasil palpasi perlu diinterpretasikan dengan cermat. Terkadang, kondisi seperti peradangan rongga perut atau kelainan pada organ reproduksi bisa sulit dideteksi hanya melalui palpasi. Oleh karena itu, hasil palpasi perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan lain, seperti ultrasonografi.
5. Risiko Terkait Kehamilan
Pada kehamilan dengan risiko tertentu, seperti kehamilan ganda atau presentasi janin yang tidak optimal, palpasi perlu dilakukan dengan lebih berhati-hati. Tenaga medis akan mempertimbangkan faktor-faktor ini sebelum melakukan palpasi.
Perlu diingat ya, Mam, palpasi abdomen pada Ibu hamil harus dilakukan oleh tenaga medis yang berpengalaman dan dengan memperhatikan kondisi kesehatan Ibu hamil dan janin. Jika saat pemeriksaan Mama merasa tidak nyaman atau ada kekhawatiran, segera konsultasikan dengan dokter ya, Mam.
Dapatkan Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!
Sources:
1. Palpasi Abdomen Pada Kehamilan – Tujuan dan Metode. URL: https://hamil.co.id/kehamilan/kesehatan-janin/palpasi-abdomen-pada-kehamilan (diakses 9/3/2024)
2. Teknik Pemeriksaan Fisik Abdomen. URL: https://www.alomedika.com/tindakan-medis/gastroentero-hepatologi/pemeriksaan-fisik-abdomen/teknik (diakses 9/3/2024)
3. Teknik Pemeriksaan Obstetri. URL: https://www.alomedika.com/tindakan-medis/obstetrik-dan-ginekologi/pemeriksaan-obstetri/teknik (diakses 9/3/2024)