Karena ASI mengandung DNA, tak jarang beberapa penyakit menular melalui ASI. Inilah mengapa saat Mama didiagnosa penyakit menular ini, Mama tidak disarankan untuk menyusui.
Apa sajakah penyakit menular melalui ASI yang dapat membahayakan si Kecil? Yuk, simak ulasan berikut!
Penyakit Menular Melalui ASI
1. Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Mama yang positif HIV disarankan tidak menyusui bayinya. Menyusui meningkatkan risiko penularan HIV dari Mama ke bayi, terutama selama enam bulan pertama.
Risiko akan semakin meningkat seiring dengan durasi menyusui. Centers for Disease Control and Prevention menyatakan bahwa HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebar melalui cairan tubuh tertentu, termasuk ASI.
Penularannya bahkan dapat terjadi selama kehamilan, kelahiran, atau menyusui. Untuk mengatasinya, Centers for Disease Control and Prevention menyarankan agar Mama yang positif HIV sepenuhnya menghindari menyusui Si Kecil dan mengganti ASI eksklusif dengan susu formula agar lebih aman.
2. Hepatitis C
Penyakit menular melalui ASI selanjutnya adalah Hepatitis C. Sebenarnya, menyusui dapat mencegah si Kecil terkena hepatitis C karena bayi yang disusui akan mendapatkan antibodi melalui ASI yang Mama berikan, sehingga memiliki risiko lebih rendah untuk mengalami hepatitis C .
Ketika Mama mengalami hepatitis C dan merasa bahwa ASI Mama mungkin terkontaminasi dengan darah, misalnya puting Mama yang pecah-pecah, tergores, atau terlihat berdarah, Mama sebaiknya tidak menyusui dengan payudara yang terluka tersebut.
Hal ini dilakukan karena virus dapat menginfeksi ASI yang terkontaminasi darah Mama dan memiliki risiko penularan yang tinggi terhadap si Kecil.
3. Hepatitis B
Tapi ini hanya berlaku jika Mama belum terinfeksi penyakit ini. Namun apabila Mama sudah terinfeksi Hepatitis C, maka Mama disarankan untuk tidak menyusui si Kecil.
Hepatitis B tidak akan menular saat bayi berada di dalam kandungan. Namun, penyakit ini dapat menular melalui ASI.
Untuk mencegah penularan, si Kecil perlu segera mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi hepatitis B bersama dengan hepatitis B immune globulin (HBIG) sesegera mungkin setelah lahir, maksimal 12 jam setelah kelahiran.
Pemberian kedua suntikan ini harus segera dilakukan setelah melahirkan karena sangat efektif dalam mencegah penyebaran hepatitis B dari Mama ke si Kecil.
3 Penyakit Menular Melalui Proses Menyusui
1. Tuberculosis (TBC)
Dilansir melalui Healthy Children, jika Mama menderita penyakit tuberkulosis (TBC), Mama tetap dapat mengASIhi si Kecil dengan catatan harus minum obat dan berkonsultasi pada dokter.
Sedangkan, Mama yang mengalami TBC dan pada saat melahirkan belum teratasi berarti tidak disarankan menyusui atau melakukan kontak langsung dengan si Kecil yang baru lahir hingga Mama melakukan pengobatan yang tepat dan tidak lagi memiliki kuman TBC.
Penyakit TBC dapat ditularkan melalui udara karena kontak yang dekat dan berkepanjangan di ruang tertutup, terutama di rumah sendiri.
Dalam kebanyakan kasus, Mama dapat menyusui dengan aman setelah minum antibiotik selama sekitar dua minggu dan telah diberitahu oleh dokter bahwa penyakit tersebut tidak lagi menular. Pengobatan utama TBC sendiri berlangsung sekitar 6 bulan lamanya.
2. Herpes Simpleks
Sebenarnya, tidak ada kontraindikasi antara menyusui dengan herpes (luka dingin). Virus yang menyebabkan herpes tidak ada dalam ASI.
Namun, virus herpes ini dapat menyebar ke si Kecil jika mereka bersentuhan langsung dengan luka herpes. Misalnya, Mama memiliki luka di payudara atau di dekat puting.
Dalam hal ini, Mama disarankan untuk sementara berhenti menyusui di sisi payudara yang sakit dan memerah ASI sampai luka sembuh.
ASI perah aman diberikan untuk si Kecil karena bayi tidak melakukan kontak langsung dengan area luka herpes.
Tapi perlu diingat bahwa kebersihan saat memerah dan berhati-hati saat pompa menyentuh area payudara tetap diutamakan.
3. Cacar Air
Mama yang sedang mengalami cacar air ketika sedang menyusui si Kecil disarankan untuk tidak menyusui terlebih dahulu ya, Ma.
Hal ini karena fase penularan cacar air terjadi apabila Mama terlalu sering melakukan kontak fisik dengan si Kecil. Biasanya, fase penularan cacar air ini akan berlangsung selama dua hari hingga ruam yang ada benar – benar kering.
Mama tetap dapat mengASIhi si Kecil dengan cara memerah ASI dan memberikannya kepada Si Kecil melalui cup feeder.
Hal ini bisa dilakukan hingga ruam cacar air mengering dan Si Kecil aman berkontak fisik kembali bersama Mama.
Untuk mencegah penyakit menular melalui ASI pada si Kecil, Mama disarankan tidak memberikan ASI terlebih dahulu baik secara langsung maupun di perah.
Tetapi, untuk mencegah penyakit menular melalui proses menyusui, Mama disarankan untuk memberikan ASI perah dan pastikan mencuci tangan hingga bersih sebelum dan sesudah proses memerah.
Gunakan juga masker saat sakit, ya, Ma! Hal ini dilakukan untuk membantu si Kecil terhindar dari penyakit menular yang utamanya melalui droplet.
Selain itu, Mama juga dapat selalu menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan bernutrisi lengkap.
Bisa dipahami bila Mama masih ingin terus menyusui si kecil. Tetapi keputusan untuk sementara atau berhenti menyusui adalah keputusan yang diambil berdasarkan pertimbangan medis yang memiliki alasan jelas.
Langkah paling baik yang bisa dilakukan saat ini tentunya adalah menghindari aktivitas yang berpotensi besar menularkan penyakit-penyakit yang menular melalui ASI.
Karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Mama. Semangat #menyusuipenuhkASIh, Mama.
Penulis: Anisa Luana
Editor: Mega Pratidina, M. Najib Wafirur Rizqi
Sumber:
Transmission of Infectious Diseases Through Breast Milk and Breastfeeding (ncbi.nlm.nih.gov)
Serious Illnesses and Breastfeeding (healthychildren.org)
Bunda, Yuk, Kenali Penyakit yang Bisa Menular Lewat ASI (alodokter.com)
Maternal or Infant Illnesses or Conditions (cdc.gov)