Sabun ASI adalah sabun yang terbuat dari ASI, yang diklaim memiliki banyak manfaat, salah satunya menyembuhkan eksim pada bayi. Alasannya karena mengandung nutrisi, vitamin, lemak, dan gula yang berasal dari ASI. Namun, apakah sabun ASI benar-benar berkhasiat dan bagaimana cara membuatnya? Simak penjelasannya berikut ini, yuk!
Manfaat Sabun ASI
Menurut beberapa sumber, sabun ini dipercaya memiliki beberapa manfaat, seperti:
- Melembapkan kulit: ASI memiliki kualitas pelembap yang menyehatkan kulit. Selain itu, kandungan lemak dan gula yang tinggi membantu membuat sabun yang lembut.
- Mencegah infeksi: ASI memiliki sifat antibakteri dan antijamur yang dapat melindungi kulit dari infeksi. ASI juga mengandung lauric acid, yang dapat membantu melawan jerawat.
- Menyembuhkan luka: ASI memiliki kandungan antibodi dan faktor pertumbuhan yang dapat mempercepat penyembuhan luka pada kulit, seperti ruam, eksim, atau psoriasis.
- Mencerahkan kulit: ASI memiliki kandungan asam laktat yang dapat membantu mengangkat sel kulit mati dan mencerahkan kulit.
- Aman untuk kulit sensitif: Sabun ASI dikatakan cukup lembut untuk kulit bayi yang sensitif, karena tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
Baca juga: 5 Kandungan ASI yang Unggul dan Kaya Manfaat
Apakah Sabun ASI bisa Menyembuhkan Eksim pada Bayi?
Sabun dari air susu ibu ini dipercaya dapat membantu mengatasi eksim pada bayi karena memiliki sifat antibakteri, antijamur, dan antiinflamasi yang dapat melindungi dan menyembuhkan kulit dari infeksi. Selain itu, sabun tersebut juga dipercaya dapat melembapkan, mencerahkan, dan menghaluskan kulit bayi.
Namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim manfaat sabun ASI untuk eksim pada bayi. Oleh karena itu, sabun tersebut tidak dapat dianggap sebagai obat atau solusi utama untuk eksim pada bayi ya, Mama…
Baca juga: Benarkah ASI Menjadi Penyebab Ruam Susu pada Bayi Mama?
Kontroversi Sabun ASI
Meskipun banyak yang mengklaim manfaat sabun tersebut, namun ada juga yang meragukan keefektifan dan keamanannya. Beberapa alasan yang sering dikemukakan adalah:
- Tidak banyak penelitian yang membuktikan manfaat untuk kulit. Sebagian besar klaim manfaat sabun ini hanya berdasarkan pengalaman pribadi atau testimoni dari pengguna.
- ASI yang digunakan untuk membuat sabun mungkin tidak higienis, tidak segar, atau sudah terkontaminasi bakteri. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas dan khasiat sabun.
- Membuat sabun membutuhkan bahan-bahan dan alat-alat tertentu, seperti sodium hydroxide, nourishing oil, essential oil, oatmeal, dan cetakan sabun. Jika bahan-bahan atau alat-alat tersebut tidak tersedia atau tidak digunakan dengan benar, maka sabun yang dihasilkan mungkin tidak berkualitas baik atau bahkan berbahaya.
Cara Membuat Sabun ASI
Jika Mama tertarik untuk membuat sabun sendiri, berikut ini adalah salah satu cara yang dapat Mama coba:
- Parut sabun dan tambahkan serutan sabun ke dalam mangkuk tahan panas.
- Hangatkan sabun secara bertahap selama 30 detik hingga meleleh. Aduk setelahnya.
- Tambahkan 1-2 sendok makan ASI untuk setiap cangkir sabun. Aduk agar tercampur dan hangatlah sekali lagi selama 30 detik.
- Tambahkan nourishing oil, essential oil, dan oatmeal sesuai selera. Aduk kembali hingga rata.
- Tuang adonan sabun ke dalam cetakan sabun. Biarkan dingin dan mengeras selama beberapa jam.
- Keluarkan sabun dari cetakan dan potong-potong sesuai ukuran yang diinginkan.
- Simpan sabun di tempat yang kering dan sejuk.
Gimana, Mam? Tertarik mencoba membuat sabun ASI sendiri? Tapi, pastikan sebelum memberikan pada si Kecil, Mama berkonsultasi dengan dokter, yaaaa… Selamat mencoba!
Dapatkan Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!
Sources:
1. Breast Milk Soap: Benefits +3 Recipes (With & Without Lye). URL: https://parentswonder.com/breast-milk-soap/ (diakses 30/1/2024)
2. How to Make Breast Milk Soap: a Step-by-Step Guide. URL: https://www.focusonyourchild.com/how-to-make-breast-milk-soap/ (diakses 30/1/2024)