fbpx
Trauma setelah Keguguran Image MamaBear

Kehadiran Si Kecil di tengah kehangatan keluarga pasti sudah sangat dinantikan oleh Mama dan Papa, tapi ternyata kadang kenyataan memang belum sesuai dengan rencana.

Dilansir dari Klik Dokter, keguguran berpotensi terjadi pada 10-15% kehamilan. Rasa sedih dan berduka sudah pasti akan dirasakan oleh Mama saat kehilangan calon bayi. Menjalani kehidupan setelahnya jadi terasa lebih berat yaa, Mam?

Mengatasi trauma setelah keguguran bukanlah hal yang mudah, Mama perlu memulihkan diri, baik dari segi fisik maupun psikologis.

Pada artikel ini, MamaBear akan menemani dan memberikan tips bagi Mama untuk memulihkan diri dari trauma setelah keguguran. Yuk, baca lebih lanjut, Mama!

Pentingnya Memulihkan Diri dari Trauma setelah Keguguran

Keguguran merupakan sebuah kejadian traumatis yang memiliki dampak panjang bagi Mama dan orang-orang di sekitarnya.

Tingginya tingkat kasus keguguran membuat hal ini perlu ditinjau lebih lanjut, baik dari segi penyebab dan dampaknya bagi Mama.

Keguguran bisa menimbulkan rasa trauma dan berpotensi membuat Mama menolak untuk kembali memiliki bayi.

Orang terdekat sangat berperan penting untuk mendukung dan menemani Mama selama proses pemulihan diri agar dapat melanjutkan kehidupannya dengan kondisi fisik dan psikis yang baik. 

8 Tips Pulihkan Diri dari Trauma setelah Keguguran

1. Memberi Waktu untuk Menikmati Kesedihan

Trauma setelah Keguguran Image MamaBear

Menikmati kesedihan, mungkin terdengar naif yaa, Mam? Tapi, memang itulah kunci utama untuk pulih dari rasa trauma setelah keguguran.

Berikan waktu bagi tubuh dan pikiran untuk memproses kejadian yang telah dialami dan nikmati rasa sedihnya.

Usahakan untuk tidak menahan kesedihan yang Mama rasakan, menangislah sebanyak apa pun yang Mama inginkan, bahkan jika memerlukan waktu yang sangat lama. 

Keguguran merupakan hal yang sangat berat dan traumatis bagi orang-orang yang merasakannya secara langsung.

Jadi, semua kesedihan yang Mama rasakan itu valid yaaa. Terima kasih karena Mama sudah sangat kuat menjalani setiap prosesnya hingga tahap ini, great work, Mama! 

Baca juga: 5 Tips Ampuh Hilangkan Stress pada Ibu Menyusui!

2. Hindari Menyalahkan Diri Sendiri

Pengalaman keguguran dapat meninggalkan rasa bersalah yang luar biasa pada kebanyakan orang. Mama akan merasa bahwa semua yang terjadi adalah kesalahannya sendiri.

Hindari pikiran-pikiran seperti itu ya, Ma… Semua yang terjadi sudah di luar kehendak dan kuasa Mama. Jadi, Mama sebaiknya berusaha untuk berhenti menyalahkan diri sendiri dan mulai untuk mengapresiasi perjuangan yang telah dilakukan Mama selama ini. 

3. Memperingati Kehilangan

Trauma setelah Keguguran Image MamaBear

Setiap orang mengekspresikan rasa berduka dan kehilangannya dengan cara yang berbeda-beda. Memperingati kehilangan adalah salah satu bagian penting dalam proses pemulihan rasa trauma setelah keguguran yang Mama alami.

Hal yang sangat wajar jika ingin mengenang kehadiran Si Kecil di dalam hidup Mama. Walaupun singkat, tapi tetap terasa sangat berarti kan, Ma?

4. Bertukar Cerita dan Pengalaman

Bertukar cerita dan pengalaman dengan orang-orang yang pernah mengalami keguguran akan membuat Mama tidak lagi merasa sendirian dalam menjalani proses pemulihan ini.

Semua perasaan yang Mama rasakan, juga pernah mereka rasakan sebelumnya. Mama bisa menanyakan bagaimana cara mereka bertahan dan pulih dari trauma setelah keguguran. 

Setelah bertukar cerita, beban yang selama ini dipendam akan terasa lebih ringan karena sudah terangkat dari pikiran. Berbagi cerita pengalaman dari Mama-Mama lain juga akan membuat Mama merasa lebih tenang.

5. Berbagi Kesedihan dengan Pasangan

Trauma setelah Keguguran Image MamaBear

Meskipun sama-sama mengalami kehilangan, perasaan yang dirasakan Mama dan Papa tentu akan berbeda. Setiap orang memiliki cara bertahan dan pemulihan diri masing-masing. Luangkan waktu dengan pasangan untuk mengobrol dan bertukar cerita. Mama dan Papa sebaiknya menyampaikan perasaan, kebutuhan, dan cara untuk saling mendukung satu sama lain. Menjalaninya bersama-sama akan terasa lebih mudah dan ringan, bukan?

6. Mencari Kegiatan sebagai Pengalihan Pikiran

Setelah mengalami hal traumatis, umumnya orang-orang jadi terlarut dalam perasaan sedih karena memikirkannya secara terus-menerus. Cobalah menemukan cara untuk mengekspresikan diri dan mengalihkan pikiran negatif yang sedang Mama rasakan, bisa dengan menulis jurnal, melanjutkan hobi yang sempat tertunda, atau bahkan sekadar menonton film favorit bersama pasangan. 

7. Menjalankan Pola Hidup Sehat dan Teratur

Trauma setelah Keguguran Image MamaBear

Saat merasakan kesedihan mendalam, biasanya Mama tidak sempat melakukan kegiatan sehari-hari secara teratur.

Trauma setelah keguguran membuat Mama lebih sering merasa kelelahan, kesulitan tidur dengan nyenyak, dan bahkan memiliki pola makan yang berantakan. 

Selama masa pemulihan, usahakan untuk memperbaiki jadwal tidur dan makan yaa, Mama… Menjaga kesehatan adalah hal yang harus dijadikan prioritas utama Mama untuk saat ini.

Konsumsi makanan bergizi dan bernutrisi seimbang, serta luangkan waktu untuk berolahraga di sela-sela keseharian.

Setelah menenangkan pikiran, tubuh, dan hati, Mama bisa mulai bersiap untuk kembali beraktivitas secara normal seperti sedia kala. 

8. Berkonsultasi dengan Tenaga Ahli

Trauma setelah Keguguran Image MamaBear

Rasa trauma setelah keguguran memang berat dan butuh waktu lama untuk bisa hilang. Ada kalanya Mama merasa kesulitan untuk menceritakan apa yang dirasakan pada orang-orang terdekat.

Pada akhirnya, Mama lebih memilih untuk memendam perasaan dan berharap masalah akan hilang dengan sendirinya.

Jika rasa trauma yang dirasakan masih belum mereda dan tidak segera ditangani, hal ini bisa berkembang menjadi masalah yang lebih serius, seperti PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder).

Untuk mencegah hal tersebut, Mama sebaiknya berkonsultasi pada tenaga ahli (terapis) untuk mendapatkan solusi terbaik. 

Terapis biasanya akan meminta Mama mengingat dan menceritakan kembali kejadian yang Mama alami. Meskipun sulit, hal ini memang perlu dilakukan, Mam…

Dilansir dari Centre of Perinatal Excellence, menceritakan kronologis dari kejadian traumatis bertujuan untuk:

  • Memberikan kejelasan kondisi Mama; 
  • Kesempatan bagi Mama untuk mengekspresikan diri;
  • Memberikan kesempatan bagi orang lain untuk mendengar dan memahami cerita Mama;
  • Perasaan tenang dan lega;
  • Menghilangkan perasaan negatif yang tertanam dalam pikiran.

Semoga langkah-langkah di atas memberikan informasi yang dapat membantu Mama merasa lebih baik dan mampu kembali menjalani aktivitas seperti sedia kala yaa, Mama…

Dapatkan juga Informasi seputar ASI dan menyusui dengan mengunjungi Instagram @mamabearid, TikTok @mamabear_id, dan channel YouTube MamaBear Pelancar ASI. Sampai bertemu di artikel edukASI dan inspirASI lainnya!

Sources:

Cek Persentase Risiko Keguguran Berdasarkan Usia Kandungan – KlikDokter.

Recovering from a traumatic birth – COPE

Taking Care of Your Mental Health After Miscarriage – Penn Medicine Lancaster General Health

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.